Fresh Juice 1 Mei 2013 : Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB

Kis. 15:1-6;
Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5;
Yoh. 15:1-8

Sine me nihil potestis facere (Yoh 15:5)
Di luar AKU kamu tidak dapat berbuat apa-apa

Pada suatu ketika saya berbicara dengan seorang pemuda. Kami berbicara tentang potensi yang dimiliki oleh setiap pribadi sebagai anugerah dari Tuhan. Setelah cukup lama berbicara saya menyadari bahwa si pemuda ini terlalu mengandalkan dirinya dan lupa bahwa semua yang kita lakukan berhasil kalau selalu bersama Tuhan. Saya bertanya kepadanya, “Apakah anda percaya pada Tuhan?” Dia menjawab: ”Ya saya percaya”. Saya bertanya lagi: “Tetapi dari tadi saya hanya mendengar bahwa semuanya ada karena dirimu bukan Tuhan”. Dia menjawab, “Saya lupa diri romo”. Memang banyak di antara kita mudah lupa diri sehingga konsekuensinya adalah pribadi itu sangat mengandalkan diri dan lupa bahwa Tuhan adalah sumber segalanya.

Dalam amanat perpisahanNya, Yesus mengajar para muridNya untuk belajar “tau diri”. Mungkin Yesus sudah tahu bahaya kesombongan yang dimiliki setiap muridNya. Itu sebabnya, Ia mengambil satu contoh praktis dari dunia tumbuhan supaya manusia dalam hal ini para muridNya bisa berubah perilakunya. Ia mengambil contoh anggur sebagai salah satu jenis tumbuhan terkenal di Israel. Perlu kita ingat bahwa anggur adalah lambang kasih dan persekutuan antara Yahwe dan umatNya. Kali ini Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya. Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya, dan setiap ranting yang berbuah dibersihkanNya supaya berbuah lebih banyak”. Apa maksud Yesus dengan perkataanNya ini? Yesus sedang berbicara dengan para muridNya sebagai komunitas Mesianis bahwa Dialah pokok kehidupan komunitas Mesianik dan bahwa komunitas ini terbentuk karena Bapa sebagai pengusaha menarik mereka kepada Yesus. Komunitas Mesianik ini sangat tergantung pada Yesus sehingga diharapkan mereka dapat berbuah dalam mempraktekkan perbuatan kasih, persekutuan dan persaudaraan sejati di antara mereka. Bagi mereka yang tidak mempraktekkan perbuatan kasih, persekutuan dan persaudaraan sejati dengan sendirinya tersingkir dari komunitas.

Untuk mempraktekkan perbuatan kasih, persekutuan dan persaudaraan sejati maka perlu bersatu dengan Kristus. Dalam bahasa Yohanes: “Tinggal di dalam Aku”. Komunitas Mesianik atau kita semua yang dibaptis dalam nama Tritunggal mahakudus adalah ranting-ranting yang selalu dan selamanya bersatu dengan Yesus sang pokok kehidupan kita. Pikirkanlah sebatang anggur dan rantingnya. Semua yang berasal dari batang anggur juga dimiliki oleh setiap ranting. Ranting hidup dan berbuah karena pohonnya subur. Itu sebabnya Yesus berkata: “Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5) atau “Sine me nihil potestis facere”.

Sekarang pikirkanlah diri kita masing-masing. Berapa kali kita lupa bahwa kita adalah ranting-ranting dari Yesus sebagai pokok anggur yang benar? Berapa kali kita lebih mengandalkan diri, kekuatan, kemampuan yang kita miliki dan lupa bahwa hidup ini tidak berarti apa-apa kalau jauh atau terlepas dari Tuhan? Kita mudah lupa bahwa segala yang kita miliki itu berasal dari Tuhan. Benar kata Yesus ini: “Sine me nihil potestis facere”. Maka sekarang, andalkanlah Tuhan dalam hidup. Tinggalkan kesombongan diri di hadapan Tuhan dan belajar menjadi pribadi yang rendah hati. Kita hanya ranting-ranting dari Pokok Anggur yang maha agung. Niat hari ini: Marilah kita tinggal di dalam Yesus!

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau menjadi pokok anggur dan kami ranting-ranting. Bantulah kami untuk bersekutu denganMu sehingga dapat menghasilkan buah dalam ketekunan hari ini.

Rm John Laba, SDB