Fresh Juice 1 Agustus 2014 – Mat. 13:54-58 : Salah Menilai

Play

Pembawa Renungan : RD Yosef Setiawan
Goa Maria Belinyu – Bangka

Yer. 26:1-9;
Mzm. 69:5,8-10,14;
Mat. 13:54-58.

 Salah Menilai

Menilai orang…..? Bisa jadi kita salah menilai orang….Mendengarkan orang yang tertentu saja…. Mungkin juga mendengarkan freshjuice tertentu saja….
Siapa orang ini mau ngajarin saya? Siapa nya kau ini, kutau siapa kau….ku tau mamak kau…ku tau kampung kau…….
Dalam menilai orang…memilih pasangan orang Jawa mempertimbangkan bibit, bebet, bobot….Bibit keluarga apa?  bebet seimbang, sejalan seiring….. bobot pendidikan, ekonomi…..
Kiranya kita memahami mengapa orang-orang di sekitar Yesus sulit menghormati Yesus, sulit mendengarkan Yesus…. Siapa Yesus itu? Hanya tukang kayu….
“Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibunya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Darimana diperolehNya semuanya itu?”
Seakan-akan anak tukang kayu tidak bisa menjadi besar… seakan-akan orang biasa tidak mampu jadi lebih bijaksana…lebih beriman…lebih sukses……
Begitulah masyarakat manusia dalam menilai orang lain. Orang-orang Yahudi jaman itu tidak mau mendengarkan Yesus…Yesus dinilainya rendah karena bibit, bebet, bobotnya…. Yesus bukan siapa-siapa, bukan anak pejabat, bukan keturunan ningrat (walaupun ada catatan sedikit mengenai ini karna menurut silsilah yang terdapat di awal injil Matius…Yesus adalah keturunan Abraham, keturunan raja Daud), sodara-sodaranya Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas…orang biasa-biasa saja….jadi tidak perlu didengarkan, tidak perlu dipercaya…..
Lebih parahnya lagi di Negara kita, Indonesia….orang dinilai dari title nya apa, sekolahnya dimana? Sukunya apa? Agamanya apa? Tahun ini adalah tahun pembelajaran buat bangsa kita: ternyata yang dipilih rakyat malah orang biasa-biasa saja…gak sekolah di luar negeri, bolak balik digusur….”
Mengenai minoritas…eit…gak jaman lagi. Minoritas? Gubernur Jakarta sekarang panggilnya “koh” bukan “abang” atau “mas” Dan kita dengan bangga akan mengisahkan kepada anak cucu kita begini:
“Hai anak-anakku, kamu bisa menjadi apa saja seperti yang kamu inginkan. Yang menentukan bukan bahasa, warna kulit dan agamamu, melainkan kompetensi yang membuat semua itu mungkin terjadi.”
Tentu saja kita harus selektif, tidak semua orang bisa begitu saja kita percaya….. mosok baru kenal langsung ngajak kawin? Mosok baru ketemu langsung jadi pengikutnya? Ya bisa sesat donk….. Kita tetap harus hati-hati dan waspada dalam mempercayai orang….
Namun kita perlu ingat bahwa dalam hati orang siapa yang tau??? Bisa jadi penampilan luarnya kurang meyakinkan, tetapi kedalaman jiwanya luar biasa. Kalau hanya menekankan aspek lahiriah, penilaian kita tentang seseorang bisa keliru. Keliatan title nya banyak, sekolah di Luar Negri, keturunan bangsawan pula..tetapi ternyata mental tempe. Sebaliknya…orang yang berpenampilan kurang meyakinkan ternyata memiliki bakat-bakat yang luar biasa….
Demikian juga ketika kita memilih Yesus sebagai Tuhan kita. Apakah kita mempercayainya hanya karena bukti-bukti lahiriahnya saja? Apakah kita juga ikut menolak Tuhan ketika Dia tidak mendatangkan kekayaan bagi kita? Menolaknya ketika Dia tidak menuruti keinginan?
Bukankah Dia Tuhan yang tidak memandang bulu? Bukankah Dia TUhan bagi orang orang kaya dan orang miskin? Orang kulit putih dan hitam? TUhan bagi yang baik dan yang jahat?
Mari kita ikut memilih Dia, Yesus Tuhan kita. Memilih mengikuti Dia berarti juga mendengarkan Dia, percaya kepadaNya. Saya mau menambahkan:
“Hai anak-anakku, kamu bisa menjadi apa saja seperti yang kamu inginkan. Yang menentukan bukan bahasa, warna kulit dan agamamu, melainkan kompetensi yang membuat semua itu mungkin terjadi dan semua itu anugerah dari atas, dari Tuhan yang kita percayai.” Saya mau menegaskan bahwa selain kompetensi, iman kita juga lah yang membuat kita berhasil meraih apa yang kita inginkan.
Semoga kita diberkati oleh Allah yang maha kuasa…Bapa Putera dan RK
Akhirnya, saya Romo Yosef Setiawan dari Gua Maria Belinyu Bangka beserta segenap tim freshjuce mengucapkan terima kasih atas kesetiaan Anda mendengarkan Freshjuice. Salam tiga jari.