Fresh Juice 2 Desember 2015 – Mat. 15:29-37 : Ia Juga menyembuhkanmu!

Play

Pembawa Renungan : RP. John Laba, SDB
Jakarta

Mat. 15:29-37

Lectio: 

Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: “Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh,” jawab mereka, “dan ada lagi beberapa ikan kecil.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.

Demikianlah Injil Tuhan kita

Terpujilah Kristus

Renungan:

Ia Juga menyembuhkanmu!

Ada seorang umat mengirim pesan singkat kepadaku beberapa bulan yang lalu, bunyinya: “Romo John, saya memohon doamu kepada Tuhan supaya Ia boleh menyembuhkanku. Penyakit yang menguasai tubuhku ini membuatku tak berdaya.” Saya membalas pesan singkatnya ini, bunyinya, “Saudara, tenanglah dan jangan takut!Tuhan Yesus akan menyembuhkanmu asal engkau percaya kepada-Nya.” Ia menjawabku, “Saya percaya, Ia mampu menyembuhkanku.” Kira-kira dua minggu yang lalu, ia mengirim pesan kepadaku, bunyinya, “Romo John, berbahagilah orang yang berharap kepada Tuhan karena Ia akan memberikan segala sesuatu yang dibutuhkannya. Dokter mengatakan bahwa saya sembuh total. Saya tidak mengerti, dokter juga tidak mengerti, tetapi saya percaya bahwa hanya Tuhan saja yang mengerti.” Saya selalu mengingat pengalaman iman umat ini. Mukijzat itu nyata dan dapat dialami oleh semua orang dalam seluruh hidupnya.

Dalam pekan pertama adven ini, pikiran kita diarahkan pada satu kata kunci yaitu harapan. Harapan adalah sebuah kebajikan ilahi (teologal). Katekismus Gereja Katolik (KGK, 1817) mengajarkan bahwa harapan adalah kebajikan ilahi yang olehnya kita rindukan Kerajaan surga dan kehidupan abadi sebagai kebahagiaan kita, dengan berharap kepada janji-janji Kristus dan tidak mengandalkan kekuatan kita, tetapi bantuan rahmat Roh Kudus. “Marilah kita berpegang teguh kepada pengakuan tentang harapan kita, sebab Ia yang menjanjikannya, setia” (Ibr 10:23). Allah telah “melimpahkan Roh Kudus kepada kita melalui Yesus Kristus, Juru Selamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima kehidupan abadi, sesuai dengan pengharapan kita” (Tit 3:6-7).

Apakah anda masih memiliki harapan? Perikop Injil pada hari ini membantu kita untuk selalu memiliki harapan kepada Tuhan. Dikisahkan oleh Matius bahwa Tuhan Yesus menyusur pantai danau Galilea, lalu naik ke atas bukit dan duduk di sana. Tentu saja semua mata tertuju kepada-Nya. Yesus menjadi pusat hidup mereka. Orang banyak yang datang berbondong-bondong itu menaruh harapan kepada-Nya untuk mendapatkan kesembuhan. Mereka adalah orang-orang yang sakit secara fisik yakni orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi. Yesus meletakkan tangan dan menyembuhkan mereka semua, dan seketika itu juga mereka semua sembuh. Ini adalah peristiwa yang menakjubkan banyak orang saat itu.

Yesus tidak hanya menyembuhkan orang yang sakit secara fisik. Ia juga tergerak hati oleh belas kasih kepada orang yang lapar dan haus dan sedang berada bersama-Nya. Oleh karena itu Ia membuat sebuah mukjizat Ekaristi dengan memperbanyak tujuh roti dan beberapa ikan kecil. Sebagai Imam Agung, Ia mengangkat Roti dan Ikan, mengucap syukur lalu membagi-bagikan roti dan ikan kepada para murid-Nya dan giliran para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang dan masih ada sisa tujuh bakul penuh.

Perikop Injil hari ini sangat indah untuk kita renungkan bersama. Dalam masa adven ini kita semua memiliki harapan untuk berjumpa dengan Yesus. Orang yang memiliki harapan akan selalu memusatkan perhatiannya kepada Yesus dan Yesus pun akan menyembuhkannya. Orang yang memiliki harapan kepada Yesus akan dikenyangkan. Yesus berbagi dengan memberi tubuh-Nya, dalam rupa roti Ekaristi. Tubuh-Nya mengenyangkan dan memuaskan secara jasmani dan rohani.

Apa yang harus kita lakukan pada masa adven ini? Pada hari ini, kita belajar dari Tuhan Yesus untuk mewujudkan harapan kita dengan berbagi kepada sesama. Janganlah anda membuat perhitungan akan apa yang harus anda berikan kepada sesama. Ingat, Tuhan juga menjadikanmu sebagai distributor kasih-Nya kepada sesama. Kita juga diingatkan untuk aktif dalam berekaristi. Ekaristi bukan hanya sebuah acara temu kangen, tetapi sebuah perjumpaan dengan Yesus yang kita nantikan dengan rindu. Dialah yang akan mengantar kita untuk merasakan perjamuan abadi di surga kelak.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, kami berterima kasih kepada-Mu, karena Engkau rela bebagi dengan kami. Melalui sabda dan Ekaristi kami merasakan belas kasih-Mu yang tak terhingga. Semoga kami juga berani berbagi dengan sesama kami. Bunda Maria yang dikandung tanpa noda, doakanlah kami anak-anakmu. Amen.

PJSDB