Fresh Juice 11 September 2013 – Luk. 6:20-26: Berbahagialah kamu, Celakalah kamu!

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB

Kol. 3:1-11;
Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab;
Luk. 6:20-26

Hari Rabu, Pekan Biasa XXIII

Kol 3:1-11

Mzm 145: 2-3.10-11.12-13b

Luk 6:20-26

 

Bacaan:

Pada suatu ketika Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”

Berbahagialah kamu, Celakalah kamu!

Ada seorang konfrater kami di Siria menulis kepada saya untuk mendoakan negaranya yang sedang mengalami kemalangan akibat ulah manusia yang sombong. Ia menulis “Gereja di Siria sedang mengalami penganiayaan. Iblis sedang bekerja di negeri kami sehingga darah mengalir di mana-mana. Doakan kami!” Saya juga mengingat komunitas Kristiani yang berada di Mesir, Pakistan dan tempat-tempat lain yang mengalami penganiayaan. Mereka mengalami kemiskinan, lapar, menangis dan dianiaya. Situasi ini membutuhkan rasa empati yang mendalam sebagai saudara di dalam Kristus.

Di dalam bacaan Injil kemarin (Luk 6: 12-19),Tuhan Yesus Kristus memanggil dan memilih duabelas orang menjadi Rasul-RasulNya. Mereka turun dan berhenti di sebuah tempat yang datar di mana terdapat sejumlah besar dari murid-muridNya dan  banyak orang lain yang datang dari Yudea, dari Yerusalem, dari daerah Pantai Tirus dan Sidon. Mereka semua adalah simbol umat Mesianis yang sedang menantikan Yesus sang Mesias untuk menyampaikan Kabar gembira kepada mereka yang miskin, para tawanan, orang-orang buta dan orang-orang tertindas (Luk 4:18-19; Yes 61:1-2; 58:6). Ketika itu Yesus mengangkat kepala dan memandang mereka penuh kasih lalu mengucapkan Sabda Bahagia kepada mereka. Di sini Sabda Bahagia yang diucapkan Yesus ditujukan secara langsung kepada mereka semua dalam situasi hidup mereka yang konkret (karena menggunakan orang kedua: kamu). Mereka yang disapa berbahagia adalah mereka yang masuk dalam empat kategori ini: miskin, lapar, menangis dan dianiaya. Yesus juga langsung mengecam orang-orang yang kaya, kenyang, tertawa dan suka dipuji.

Kaum miskin (Yunani: ptöchós) dalam bahasa Yahudi disebut anî (dari ‘ânâh: bergantung pada orang lain). Orang miskin adalah orang yang hidupnya bergantung pada orang lain. Mengapa? Karena Ia hidup dalam suasana penindasan dan direndahkan. Sekedar untuk diketahui bahwa bentukan kata yang muncul kemudian adalah ‘anaw yang berarti orang miskin, orang bersahaja, orang saleh. Yesus memandang para muridNya sebagai orang ‘anaw dan mengatakan kepada mereka berbahagia karena mereka memang orang-orang sederhana dan miskin sehingga mereka juga terbuka pada Sabda dan PengajaranNya.

Mereka yang lapar. Siapakah orang lapar yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus? Mereka yang sedang mendengarNya saat itu. Kelaparan adalah konsekuensi dari kemiskinan yang sedang mereka alami. Mereka tidak memiliki apa-apa untuk dimakan. Sekarang mereka memasuki saat Mesianis di mana mereka akan ikut dalam perjamuan yang memuaskan mereka (Yes 25:6). Mereka tidak akan merasa lapar lagi (Yes 49:10.13; Yeh 34:29).

Mereka yang menangis. Siapakah orang yang menangis? Mereka yang mengalami penderitaan karena kemiskinan akibat situasi social, mereka yang menderita karena mengimani Kristus. Yesus menjanjikan suka cita Mesianis dimana mereka semua akan tertawa (Mzm 126,2). Mereka yang mengalami penganiayaan karena nama Yesus Kristus. Yesus mengetahui bahwa di antara mereka yang mendengarnya mengalami penderitaan tersendiri.

Di samping mengucapkan Sabda Bahagia kepada kaum miskin, yang lapar, menangis dan dianiaya, Yesus juga mengecam orang-orang yang mendengarNya tetapi hati mereka masih tertutup untuk menerima sesama yang miskin, lapar, menangis dan dianiaya.  Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kekayaan, kepuasan, kepemilikan harta duniawi, hormat akan membawa orang menutup dirinya terhadap sesama dan Tuhan sendiri. Orang tidak lagi mengandalkan Tuhan dan membuka dirinya kepada sesama. Orang kaya dalam pikiran Lukas adalah mereka yang puas dengan semua kebutuhan hidupnya sehingga tidak lagi membutuhkan Tuhan dan sesama. Rasanya kecaman Yesus ini lebih ditujukan kepada kaum Farisi dan para ahli Taurat namun demikian, perilaku hidup kita setiap hari pun menyerupainya sehingga pantas untuk dikecam Yesus.

Sabda Tuhan Yesus pada hari ini sangat nyata di dalam hidup kita. Pertanyaan bagi kita adalah Apakah anda dan saya merasa bahagia di dalam hidup ini dengan segala sesuatu yang sudah kita miliki? Atau kita masih bersifat avarice sehingga melupakan orang lain? Apakah dalam upaya membangun Kerajaan Allah di dunia ini kita dapat memiliki perhatian yang besar kepada sesama yang papa miskin, yang lapar dan haus, yang menangis, yang mengalami penganiayaan? Kalau kita akhirnya menutup mata hati kita kepada mereka maka kecaman Yesus akan sungguh nyata kita alami di dunia ini. Mari kita mewujudkan cinta kasih kepada Tuhan dan sesama.

Doa: Tuhan Yesus, kami berterima kasih kepadaMu, karena hari ini Engkau mengeluarkan kami dari dunia yang sempit, penuh dengan keegoisan, kesombongan dan kerakusan untuk terbuka dan memperhatikan sesama kami. Semoga kami boleh rela berkorban untuk saudara-saudari kami yang sangat membutuhkan uluran tanganMu melalui tangan kami. Amen

PJSDB