Fresh Juice 17 Juli 2013 – Injil: Mat 11:25-27 : Berani Mengucapkan Rasa Syukur

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB

Kel 3:1-6.9-12

Mzm 103:1-2.3-4.6-7

Injil: Mat 11:25-27

 

Bacaan:

Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Renungan:

 Berani Mengucapkan Rasa Syukur

Ketika masih bertugas sebagai pastor di daerah terpencil, saya selalu menikmati kehangatan dalam suasana kekeluargaan. Setelah perayaan ekaristi di dalam Gereja, biasanya umat melanjutkannya dengan bersyukur bersama dalam acara makan bersama. Umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi biasanya membawa makanan dari hasil kebun mereka berupa pisang masak, singkong yang sudah direbus atau digoreng dan aneka buah-buahan. Umat diundang untuk ikut mencicipi makanan bersama pastor. Ada di antara mereka yang datang dan mengucapkan terima kasih kepada pastor untuk waktu dan pelayanan di stasi mereka. Saya secara pribadi merasa bahwa ucapan syukur dan terima kasih orang-orang sederhana ini benar-benar tulus dan tidak mengada-ada.

Ketika bertugas sebagai pastor paroki di Jakarta, saya kembali merasakan suasana seperti ini. Ada beberapa pasangan suami istri selalu menjadi sahabat baik dari sebelum pemberkatan nikah sampai setelah menikah. Sebelum menikah mereka meminta saya untuk memberkati rumah kediaman mereka, mempersiapkan mereka secara rohani, setelah menikah mereka masih tetap kontak untuk sharing pengalaman suka dan duka sebagai pasutri dalam keluarga, anak juga dibaptis oleh saya. Saya merasa diteguhkan oleh rasa syukur dari umat karena mereka tidak hanya memandang pastor sebagai pelayan tetapi sahabat. Ada juga yang setelah pemberkatan nikah menghilang, ketika ada masalah keluarga baru mencari pastor yang memberkati untuk konsultasi bagaimana mendapat surat cerai dari Gereja. Pengalaman-pengalaman ini membuat saya berpikir, bagaimana orang dapat bersyukur kepada Tuhan yang tidak kelihatan? Dengan manusia yang kelihatan saja sulit untuk mengatakan kata syukur dan terima kasih. Para pendengar Daily Fresh Juice pasti merasa disapa dan tanpa sadar selalu diingatkan oleh Mas Yovie untuk bersyukur dalam kalimat: “Kita berterima kasih kepada Romo, bapa atau ibu, mba yang sudah membawakan renungan singkat pada hari ini”.

Tuhan Yesus dalam Injil hari ini mengajar kita semua untuk belajar dan tahu bersyukur. Dalam perikop kita hari ini, pertama-tama Yesus bersyukur dan memuji Bapa di Surga. Ia berkata dengan suara lantang: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu” (Ayat 25-26). Kedua, Yesus mengenal identitasnya diriNya sebagai Anak dan Allah sebagai BapaNya. Mereka saling mengenal satu sama lain. Yesus berkata: “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (ayat 27).

Yesus bersyukur kepada Bapa dengan wajah sebagai seorang anak yang sangat mengasihi Bapa karena Bapa juga sangat mengasihiNya. Ini mengungkapkan sebuah relasi pribadi yang sangat mendalam antara Bapa dan Putra. Yesus menyapa “ABBA”, Aku bersyukur (exomologoumai). Ucapan syukur diberikan oleh Yesus sang Putra karena rencana keselamatan diberikan atau dikuasakan oleh Bapa kepadaNya. Hanya Allah Bapa sendiri satu-satunya Pencipta yang mengetahui awal dan akhir dunia. Relasi Yesus yang begitu akrab dengan Bapa, ditambah dengan ucapan syukur ini membuat kita bertanya di dalam diri kita masing masing apakah kita sebagai pengikut Kristus juga merasakan kedekatan dan keakraban dengan Bapa seperti Yesus sendiri atau belum merasakannya. Apakah kita juga merasakan kedekatan dan keakraban dengan sesama kita atau belum sepenuhnya. Mengapa demikian?

Mengapa Yesus bersyukur? Karena Tuhan mewahyukan Misteri Kerajaan Allah di dalam diriNya sebagai Putra Allah yang menjelma menjadi manusia. Ia rela mengosongkan diriNya menjadi miskin dan hina untuk keselamatan manusia. Yesus merasakan perutusan dari Bapa dan menghendaki agar kita pun berani menjadi kecil sehingga mudalah menjadi pelayan. Kuasa untuk menyelamatkan manusia merupakan bukti kasih yang agung dari Bapa. Terhadap rencana keselamatan ini, Yesus dengan berkata: “Semuanya ini telah diserahkan Bapa kepadaKu”. Penginjil Yohanes mengatakan bahwa, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepdaKu jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa mengutus Aku, dan Ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” (Yoh 6:44).

Pada hari ini kita semua dibaharui oleh Tuhan Yesus untuk tidak pernah berhenti bersyukur kepada Tuhan atas semua anugerah juga pengalaman suka dan duka. Tuhan punya rencana untuk menyelamatkan kita dan hendaknya syukur itu tidak pernah berhenti dalam diri kita. Entah siapakah diri kita, kita percaya bahwa Tuhan juga menjadikan kita menjadi berkat bagi sesama. Bersyukurlah senantiasa!

Doa: Tuhan, kami bersyukur kepadaMu, karena pada hari ini Engkau sekali lagi menyapa kami dengan SabdaMu. Ajarilah kami untuk senantiasa bersyukur dalam setiap waktu kehidupan kami kepadaMu sebagai Tuhan Pencipta dan juga kepada saudara dan saudari di sekitar kami. Amen

PJSDB