Fresh Juice 21 Juni 2013 – Mat. 6:19-23 : Kumpulkanlah Harta di Surga

Play

Pembawa Renungan : RD Yosef Setiawan
EDITOR REKAMAN : RD YOSEF SETIAWAN

2Kor. 11:18,21b-30;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7;
Mat. 6:19-23

 Kumpulkanlah Harta di Surga

Saudara-saudari terkasih, saya mau cerita sedikit pengalaman ketika masih sebagai seminari. Selepas SMA saya masuk seminari Mertoyudan, Magelang. Ini pengalaman pertama saya sekolah di luar kota Jakarta, jauh dari keluarga. Beruntung Pakde saya tinggal di Semarang, tidak terlalu jauh dari Magelang.

Seperti biasa setiap Minggu ke-2, para seminaris menerima kunjungan dari keluarga. Karena orang tua saya jauh di Jakarta sana, seringkali saya hanya menonton mereka yang dikunjungi dari balik jendela kelas, kebetulan kelas KPA kami berada di sebelah halaman tempat para seminaris menerima keluarganya sambil gelaran tiker di taman….wah so sweet deh, bisa melepas kangen. Eh…suatu kali syukur pakde saya dari Semarang mengunjungi saya…
Pakde dan bude datang mengunjungi saya di seminari dengan membawa oleh-oleh. Mereka membawa wingko babat, khas panganan Semarang, terbuat dari tepung dan kelapa dan rasanya manis gurih. Dua besek mereka bawa, satu besek kami makan bersama sambil bincang-bincang di taman itu. Satu besek lagi ditinggali untuk saya di seminari. Senang sekali mendapat kunjungan saat itu apalagi juga dibawain oleh-oleh. Maklum saya jarang dapat snack, padahal suka sekali ngemil.

Begitu suka nya saya dengan wingko babat maka saya simpan baik-baik di lemari. Sehari sekali saya makan 1 potong wingko. Hari ke 2 saya makan 1 lagi… tidak rela rasanya membagi wingko kepada teman sekamar apalagi se komunitas. Dan begitu hari ke 3, saya kecewa sekali….wingko itu sudah berjamur dan tidak bisa dimakan lagi…padahal masih banyak. Di kamar yang lain, teman saya menyimpan durian yang digembok rapat, sepulang sekolah ia mendapati lemarinya sudah dibobol dan duriannya lenyap tak bersisa.
Itulah upahnya kalau tidak mau berbagi.. saya menyesal juga tidak mau bagi-bagi dengan teman.

Seperti itu juga lah bila kita sibuk mengumpulkan harta duniawi. Seorang nenek di Cina belum lama ini menyimpan uang kertasnya di dalam kantong plastik. Setelah beberapa tahun barulah dia buka untuk merenovasi rumah. Ternyata uangnya dimakan rayap! Ia merugi 100 juta rupiah!!
Janganlah mengumpulkan harta di bumi! Ada ngengat, ada pencuri…. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Saat ini juga kalau Anda ingat akan simpanan-simpanan Anda, berhati-hatilah. Lebih baik Anda mengumpulkan harta surgawi dengan membagikan yang kita miliki kepada sesama. Jangan menyesal kemudian karena harta Anda ludes dimakan api, kena tipu, atau dirampok dll. Mungkin itu semua sebagai peringatan karena kita kurang mau berbagi pada sesama.

Mata adalah pelita tubuh, jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Mengapa selanjutnya Yesus mengingatkan soal mata kita? Mata itu seperti pintu masuk. Melalui mata, keinginan-keinginan kita bisa muncul.

Misalnya di mall. Kata orang …mall adalah tempat cuci mata. Apakah betul mata kita dicuci atau malah jadi gelap? Untuk ibu-ibu…karena mata melihat barang-barang, semula tidak ingin malah jadi ingin….semula gak niat beli, eh jadi beli. Untuk bapak-bapak, karena mata melihat perempuan cantik, lama-lama muncul keinginan memiliki….lupa bahwa sudah punya cucu. Makin banyak istri makin banyak kebutuhan…makin banyak pula kita akhirnya disibukkan mencari harta duniawi. Begitulah godaan kita. Maka lebih baik mencegah daripada mengobati. jagalah mata! Waspadalah…waspadalah…

Marilah kita berdoa: (buku Ruah hlm. 312)
Tuhan Yesus, Engkau mengingatkan kami untuk mengumpulkan harta di Surga. Bantulah kami agar dapat mewujudkannya dan hindarkanlah kami dari sifat serakah akan harta duniawi. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin

Tuhan memberkati (+)

RD YOSEF SETIAWAN