Fresh Juice 21 Agustus 2013 – Mat 20:1-16a: Hidup Kekal adalah Anugerah Allah!

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB

Hari Rabu, Pekan Biasa XX

Hak 9:6-15

Mzm 21:2-3.4-5.6-7

Mat 20:1-16a

Bacaan:

“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

 

 Hidup Kekal adalah Anugerah Allah!

Tuhan Pernah berjanji kepada Abraham tanah Kanaan yang subur, penuh dengan susu dan madu (Kej 12). Abraham sendiri adalah seorang penggembala tetapi dalam perkembangan selanjutnya pertanian juga menjadi salah satu mata pencaharian. Orang-orang Israel ketika keluar dari Tanah Mesir, mereka juga pergi ke tanah Kanaan, sebuah daerah yang dijanjikan Tuhan jauh sebelumnya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Daerah Israel memang daerah yang unik. Sebagian besarnya adalah daerah padang pasir, tetapi daerah Galilea dan lembah Yordan sangat subur. Oleh karena itu sejak dahulu banyak orang memilih hidup sebagai petani. Tanaman yang popular pada masa hidup Yesus adalah gandum, sayur-mayur dan anggur. Hingga saat ini daerah Galilea masih termasuk daerah yang subur untuk tanaman gandum, sayur mayur dan buah-buahan.

Penginjil Matius dalam bacaan Injil hari ini menggambarkan Kerajaan Sorga sebagai sebuah ladang yang subur dan butuh para pekerja. Ada seorang tuan rumah keluar untuk mencari para pekerja untuk kebun anggurnya. Anggur melambangkan umat Israel sendiri yang setia kepada Yahwe (Yes 5:1-7. Yer 2:21. Yeh 17:6-10; 19:10-14). Upah yang ditawarkan adalah satu dinar sehari dan waktu kerjanya pun disesuaikan dengan waktu-waktu penting bagi orang-orang Israel saat itu. Tuan rumah itu pergi mendapatkan para pekerja dan mengundang mereka untuk bekerja pada jam enam pagi, sembila pagi, dua belas siang, jam tiga sore dan jam lima sore. Hal yang menarik bagi para pekerja adalah upah harian sudah disepakati di antara para pekerja dan tuan yang empunya kebun anggur yakni satu dinar. Tuan rumah itu kelihatan  murah hati, hanya cara pengupahannya provokatif. Mengapa dikatakan provokatif? Karena Ia menggunakan caranya tersendiri dalam memberi upah kepada para pekerja yang bekerja dari pagi hingga malam sesuai dengan kesepakatan kerja. Orang yang dipanggil pertama untuk menerima upah adalah mereka yang bekerja dari jam lima sore, kemudian jam tiga sore, jam dua belas siang, jam sembilan dan jam enam pagi. Mereka semua menerima satu dinar. Tentu saja muncul protes dari para pekerja karena Tuhan tidak memperhitungkan waktu kerja. Di pihak Tuhan, Ia memang mau menunjukkan kemurahan hatinya dan mau juga mengatakan semua orang itu sama atau sederajat.

Sikap murah hati dan provokatif tuan rumah ini tentu membuat para pekerja menjadi iri hati satu sama lain. Masa orang yang kerja jam lima sore juga mendapat satu dinar seperti orang yang masuk kerja pada jam enam pagi. Orang-orang bersungut-sungut ketika mendengar perumpamaan ini. Pikiran orang langsung kepada masalah keadilan social, hak-hak buruh tidak diperhatikan dengan baik. Tentu saja protes itu ditujukkan kepada pemilik kebun anggur yang tidak lain adalah Tuhan sendiri. Tetapi sang pemilik kebun anggur itu sambil tertawa, berkata: “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

Memang Tuhan itu sangat berbeda dengan manusia. Ia mengasihi semua orang dengan kasihNya yang sempurna. Maka perumpamaan Yesus ini dapat dipahami dalam konteks kehidupan kekal. Bagi Yesus dalam perumpaman ini, kehidupan kekal tidaklah diperoleh karena hak untuk memperolehnya ataukah jasa-jasa baik dalam pengabdian. Kehidupan kekal itu adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan Allah. Dialah yang punya andil untuk memberi kehidupan kekal kepada umat kesayanganNya. Maka Tuhan yang disimbolkan oleh tuan rumah di sini tidak membuat perhitungan berdasarkan jasa dan hak dari setiap orang, tetapi semata-mata karena kemurahan hatiNya. Di sinilah letak perbedaan Tuhan dan manusia. Tuhan memeberi dengan murah hati, manusia yang menerima penuh dengan perhitungan hak dan jasa.

Tuhan Yesus agaknya menggunakan perumpamaan ini untuk mengakomodir dan membela kaum papa dan miskin, kaum pendosa yang sering tidak diperhatikan dalam masyarakat saat itu. Bagi banyak orang, kaum miskin dan pendosa memiliki kemungkinan kecil untuk masuk dalam Kerajaan Surga. Tentu hal ini sangat berbeda di mata Tuhan. Tuhan memandang kaum papa dan miskin, juga pendosa sebagai anak-anakNya yang patut di kasihi. Mereka juga memiliki kesempatan untuk masuk di dalam Kerajaan Surga.

Sabda Tuhan pada hari ini sangat kaya maknanya. Kita semua diingatkan oleh Tuhan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, tidaklah diukur dari besarnya jasa dan hak manusia tetapi semata-mata pada kasih Tuhan. Mari kita belajar bermurah hati, mengasihi semua orang tanpa memandang siapakah orang itu.

Doa: Tuhan Bapa di dalam Surga. Kami bersyukur untuk Sabda yang Engkau berikan kepada kami pada hari ini. Bantulah kami untuk senantiasa bermurah hati dan mampu mengasihi semua orang sebagaimana Engkau lakukan sendiri kepada kami. Amen

PJSDB