Fresh Juice 22 Mei 2013 – Mrk. 9:38-40 : Yesus juga mengajarkan toleransi

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB

Sir. 4:11-19;
Mzm. 119:165,168,171,172,174,175;
Mrk. 9:38-40

Yesus juga mengajarkan toleransi

Inilah deretan nama-nama sahabat yang saya kenal: Nana, Akbar dan Enjang. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah sebagai karyawan di Gereja St. Yohanes Bosco, Sunter. Mereka membersihkan bagian dalam dan luar gereja, merapikan sakristi, mengatur sound system, membersihkan gua Maria dan masih banyak pekerjaan lain yang mereka lakukan untuk melayani Gereja katolik St. Yohanes Bosco Sunter. Ada momen- momen yang selalu saya ingat dalam hubungan dengan mereka. Pada suatu kesempatan Nana meminta ijin kepada saya: “Pastor John, saya mau memperbaiki lampu di gua Bunda Maria”. Saya menyetujuinya, kemudian saya ingat kembali peristiwa ini. Mas Nana menyapa Maria dengan rasa hormatnya: Bunda Maria. Ketika mereka membersihkan bagian dalam Gereja, mereka begitu hormat ketika lewat di depan tabernakel. Ini adalah pemandangan yang menarik, karena banyak orang katolik yang kurang memiliki rasa hormat kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Dan satu acara harian yang tetap ada sampai sekarang adalah kami selalu memulai kegiatan harian dengan doa pagi bersama di depan patung Bunda Maria. Semua karyawan katolik dan Muslim berkumpul bersama, doa pagi secara umum dipimpin pastor kemudian ada nasihat tertentu untuk semua karyawan. Semua ini adalah pengalaman-pengalaman positif bersama beberapa saudara yang bukan katolik tetapi bekerja bersama kami.

Pengalaman-pengalaman ini saya angkat untuk mengatakan bahwa banyak orang yang tidak seiman dengan kita juga memiliki rasa hormat yang besar atau devosi kepada Bunda Maria, dan Yesus dalam sakramen Mahakudus. Mereka tidak mengungkapkan secara terbuka tetapi melakukannya dengan hormat dan penuh kasih ketika mereka membersihkan atau menghias Gereja dan tempat devosional lainnya. Ada juga yang mengungkapkan dengan kata-kata “Bunda Maria” atau “Tuhan Yesus”. Mungkin rasanya tentu berbeda dengan kita yang dibaptis tetapi yang penting mereka mengungkapkan dengan rasa hormat. Boleh dikatakan bahwa mereka memberi teladan yang baik kepada banyak umat katolik yang sedang kehilangan rasa devosinya kepada para kudus bahkan Yesus dalam sakramen Mahakudus.

Hari ini Yesus menunjukkan satu sikap yang amat positif yakni sikap toleran terhadap sesama yang tidak segolongan. Markus mengisahkan bahwa pada suatu kesempatan, Yohanes melihat seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan dalam nama Yesus lalu ia dan teman-temannya mencegahnya karena ia bukan pengikut Yesus Kristus. Mungkin saja Yohanes berpikir akan mendapat jempol dari Yesus. Tetapi ternyata Yesus justru membuka dan memperluas wawasan Yohanes dan teman-temannya untuk lebih terbuka lagi kepada sesama yang berbeda pandangan hidup dan keyakinan mereka. Yesus mengatakan kepada Yohanes supaya jangan mencegah mereka karena orang itu tidak mengumpat Yesus. Orang itu tidak melawan Yesus maka ia juga berada di pihak Yesus bersama komunitas para rasulNya.

Situasi yang terjadi saat itu adalah, banyak orang memiliki kebiasaan mengusir setan dan roh-roh jahat.  Ada di antara mereka mengusir setan dalam nama Yesus (Mrk 9:37.38.39). Ini berarti Yesus memang sangat terkenal sebagai eksorsis. Dalam Kisah para rasul juga terjadi demikian, ada beberapa tukang jampi yang menggunakan nama Tuhan Yesus untuk mengusir setan (Kis 19:13-20). Praksis untuk mengusir setan dalam nama Yesus di kemudian hari menjadi hal biasa di dalam Gereja (Mrk 16:17; Luk 10:17; Kis 16:18). Yesus menunjukkan sikap toleransiNya terhadap orang-orang yang menggunakan namaNya untuk mengusir roh-roh jahat. Yesus bersikap demikian karena namaNya Yehosua berarti Allah yang menyelamatkan. Allah menyelamatkan semua orang!

Sikap Yesus seperti ini patut kita ikuti. Sikapnya yang toleran terhadap sesama karena memang namaNya memiliki daya menyelamatkan. Sikap Yesus ini juga membuka cakrawala berpikir kita untuk menerima semua orang sebagai saudara. Kita tidak harus menjadi orang yang sombong karena merasa memiliki Yesus. Injil dan cara hidupNya banyak diikuti orang yang tidak seiman dengan kita meskipun mereka mungkin tidak mengenal dan mengimaniNya. Dengan demikian orang-orang tertentu memiliki permandian kerinduan akan Yesus Kristus. Kita boleh bangga memiliki Yesus. Namanya menyelamatkan semua orang. Janganlah memandang sesama yang bukan katolik sebagai orang lain. Mereka ternyata menjadi saudara yang diberikan Tuhan kepada kita untuk dikasihi.

Doa. Tuhan, namaMu menyelamatkan kami  semua. Terpujilah namaMu kini dan sepanjang masa. Amen

Rm John Laba, SDB