Fresh Juice 6 Desember 2017 – Mat. 15:29-37 : Datang kepada-Nya

Play
Pembawa Renungan : RP. John Laba, SDB 
Timor Leste
instagramFJ20171206
Lectio:
“Pada suatu ketika Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: “Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh,” jawab mereka, “dan ada lagi beberapa ikan kecil.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.”
Demikianlah Injil Tuhan kita
Terpujilah Kristus.
Renungan:

Datang kepada-Nya

Saudari dan saudara terkasih. Ada seorang pemuda yang mengaku mendapat kekuatan baru untuk kembali kepada Tuhan setelah mengalami krisis iman, dari kata-kata yang diucapkan Tuhan Yesus: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” (Yoh 7:37). Kata-kata ini sungguh-sungguh mengubah seluruh hidupnya. Ia merasa sedang mengalami kehausan rohani saat itu maka ia sangat membutuhkan Yesus sang Air Kehidupan. Ia merasa datang kepada Yesus dan mendapat kelegaan dalam hidup. Sejak saat itu ia percaya bahwa apa pun persoalan hidup, kita harus berani datang kepada Yesus. Ia akan memulihkan hidup kita. Saya terpesona dengan kesaksian pemuda ini. Banyak orang yang ketika mengalami persoalan tertentu, ia tetap tinggal dalam persoalan dan tidak berani untuk keluar dari persoalan hidup yang dialaminya. Padahal setiap persoalan selalu menjadi kesempatan untuk mengubah diri supaya menjadi lebih dekat lagi dengan Tuhan.
Masa Adventus adalah masa di mana setiap orang beriman datang kepada Yesus. Mereka bisa datang sendiri atau datang dengan membahwa sanak keluarga yang membutuhkan Yesus dalam hidup mereka. Sama halnya dengan kisah Injil pada hari ini. Setelah Yesus menyusur pantai danau Galilea, ia naik ke atas bukit untuk duduk sambil beristirahat dan bersyukur. Ini menjadi kesempatan di mana banyak orang datang kepada Yesus. Mereka membawa orang-orang sakit, ada yang lumpuh, ada yang timpang, ada yang buta, dan orang-orang bisu  dan lain sebagainya. Orang-orang ini benar-benar merasa bahwa mereka membutuhkan Tuhan Yesus maka mereka datang kepada-Nya untuk memperoleh kesembuhan. Semua mukjizat yang dilakukan Yesus, dilakukan dalam nama Tuhan Allah bukan dalam diri-Nya sendiri. Semuanya adalah kehendak Allah Bapa di Surga.
Ada dua mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus menurut bacaan Injil hari ini:
Pertama, Tuhan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit. Banyak orang yang datang kepada Yesus seperti orang bisu dapat berbicara, orang timpang sembuh, orang lumpuh dapat berjalan dan orang buta bisa melihat kembali. Tuhan Yesus juga menyembuhkan kita semua dari sakit penyakit dan kelemahan, asal kita berani datang kepada-Nya.
Kedua, Tuhan Yesus menggandakan roti dan ikan untuk melepaskan rasa lapar banyak orang. Ia menunjukkan wajah kerahiman Allah dengan “hati yang tergerak oleh belas kasihan” kepada banyak orang yang datang untuk mendengar-Nya. Para murid hanya memiliki tujuh buah roti dan beberapa ikan kecil, namun Tuhan Yesus membuka mata mereka dengan menggandakannya. Orang-orang banyak memakan roti dan ikan itu sampai kenyang dan masih ada sisa tujuh bakul penuh.
Pada mukjizat kedua ini kita memadang kerahiman Allah dalam diri Yesus dan kelemahan manusia dalam diri para rasul. Tuhan Yesus peka terhadap kebutuhan manusia yang datang kepada-Nya untuk mendengar pengajaran-Nya. Sudah tiga hari mereka bersama dengan-Nya. Yesus membagi diri-Nya dalam Ekaristi untuk keselamatan manusia. Para murid menggunakan kategori manusiawi: “hanya ada tujuh potong roti dan beberapa ikan”. Ini jumlahnya sedikit sehingga menyulitkan untuk berbagi. Namun Tuhan Yesus mengajar para murid-Nya untuk berani murah hati dan berbagi. Maka dari sedikit yang mereka miliki, ternyata dapat memuaskan banyak orang. Mukjizat itu nyata!
Apa yang hendak Tuhan katakan kepada kita dalam masa Adven ini?
Pertama, kita membutuhkan Yesus. Dia menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan kita. Adalah tugas kita untuk membawa sesama kepada Yesus untuk disembuhkan. Kedua, kita berani untuk murah hati dan berbagi. Banyak kali kita takut karena hanya sedikit yang kita miliki. Padahal kalau kita berani murah hati dan berbagi maka kita ikut memberi hidup kepada sesama. Ketiga, masa adven adalah masa untuk melakukan perbuatan amal kasih. Di sekitar kita banyak orang yang lapar dan haus, sementara ada orang yang membuang-buang makanan dan minuman.  Ketiga poin ini membantu kita untuk memaknai masa Adven, dengan datang kepada Yesus dan menyerupai-Nya. Dia datang kepada kita, kita datang kepada-Nya dengan hidup kita seadanya. Hanya Yesus yang benar-benar memulihkan hidup kita ketika datang kepada-Nya.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, Engkau memberi diri-Mu dalam Roti Ekaristi. Bantulah kami supaya dalam masa adven ini kami juga berbagi dengan sesama kami. Amen.
PJSDB