Fresh Juice 2 September 2015 – Luk. 4:38-44 : Kita juga disembuhkan untuk melayani!

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB
Jakarta

Luk. 4:38-44.

Lectio:

Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

Renungan:

Kita juga disembuhkan untuk melayani!

Pada suatu hari saya diundang untuk santap siang bersama di rumah sebuah keluarga. Saya merasakan kesempatan itu sebagai quality time untuk bernostalgia bersama keluarga itu. Mengapa saya mengatakan quaity time? Tiga tahun sebelumnya keluarga itu pernah mengalami sebuah mukjizat dari Tuhan. Ibu di rumah itu mengalami sakit keras dan berbaring di ruangan ICU selama dua minggu. Pada waktu itu saya diminta untuk melayani sakramen perminyakan dan mendoakannya. Saya sendiri dengan mata manusiawi boleh mengatakan bahwa ia sudah meninggal dunia secara klinis dan tidak ada harapan. Hanya Tuhan yang bisa melakukan sebuah mukjizat untuk ibu ini. Saya masih ingat kata-kata penghiburan kepada keluarga seperti ini: “Mari kita menyerahkan semua harapan kita untuk kesembuhan ibu ke dalam tangan Tuhan. Dialah yang akan melakukan hal terbaik sesuai kehendak-Nya”. Kami mengakhiri ibadat dengan mengucapkan tiga kali Salam Maria. Keluarga pun berpasrah kepada Tuhan namun tetap percaya bahwa Tuhan akan memberi yang terbaik. Dan mukjizat pun terjadi bagi ibu ini. Pada hari yang kelima belas di ICU, ia mulai membuka mata, sadar dan perlahan-lahan pulih bahkan sampai sembuh total hingga saat ini. Ia berbaring selama dua puluh satu hari di rumah sakit. Pada kesempatan santap siang itu, ibu menyiapkan makanan yang enak, karya tangannya sendiri karena hobinya adalah memasak.

Pengalaman sederhana ini selalu saya ingat dalam karya pelayanan saya kepada orang-orang sakit di rumah maupun rumah sakit. Saya selalu mengingatkan mereka untuk percaya kepada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya. Kehendak Tuhan kepada kita masing-masing selalu yang terbaik di hati Tuhan maka kita harus menerimanya apa adanya. Kata orang: “Imani saja!” karena itu berasal dari Tuhan dan jangan berbantah-bantah. Ketika kita menerima kehendak Tuhan maka apa pun yang terjadi akan membahagiakan kita. Sebaliknya kalau kita tidak menerima kehendak Tuhan maka kita lebih banyak hidup dalam kekecewaan dan tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki.

Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah tentang karya dan pelayanan Tuhan Yesus di Kapernaum. Setelah menyembuhkan orang-orang sakit di dalam rumah ibadat, Yesus pergi ke rumah Simon. Konon rumah Simon akan menjadi markas besar bagi komunitas Yesus di Galilea. Pada waktu itu ibu mertua Simon sedang sakit demam sehingga mereka semua meminta Yesus untuk menolongnya. Yesus pun segera berdiri di sisi wanita itu dan menghardik demamnya. Demam itu meninggalkan wanita itu. Ia pun bangkit dan melayani Yesus dan orang-orang yang bersama dengan Dia.

Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai seorang tabib dan pelayan tulen. Simon dan keluarganya meminta Dia untuk menolong, artinya menyembuhkan ibu mertuanya. Ia tanpa membantah, tetapi segera berdiri di sisi wanita itu dan menghardik demam yang menguasai tubuh wanita itu. Yesus memberi teladan “kesiapsediaan untuk melayani” kepada keluarga Simon sehingga ibu mertuanya pun melakukan hal yang sama setelah disembuhkan untuk melayani. Yesus lebih berkuasa dari sakit penyakit yang menguasai hidup kita. Dia menghardik demam dan demam hilang. Betapa hebatnya Tuhan kita! Apakah kita bisa menyerupai Tuhan yang melayani tanpa berbantah-bantah?

Ketika matahari terbenam, suasana mulai gelap, banyak orang berdatangan dengan membawa kerabatnya yang memiliki aneka sakit penyakit. Yesus meletakkan tangan-Nya ke atas mereka sehingga mereka menjadi sembuh seketika. Setan-setan pun takhluk kepada Yesus. Ia membungkam mulut mereka karena mereka tahu bahwa Dialah Yesus sang Mesias. Yesus tidak berhenti setelah melakukan pekerjaan Bapa. Ia juga menggunakan kesempatan untuk berdoa dan mengucap syukur kepada Bapa di Surga di tempat yang sunyi, sambil menyiapkan diri untuk karya-karya pelayanan selanjutnya. Ia berkata: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Luk 4:43).

Tuhan Yesus tidak hanya menaklukan sakit penyakit yang menguasai manusia. Ia juga membungkam setan-setan yang menguasi manusia sehingga kerap manusia membuat banyak kejahatan. Di dalam diri kita bisa saja ada setan yang selalu menjerumuskan kita ke dalam dosa. Semangat pertobatan kita lemah bahkan hilang karena setan menguasai hidup kita. Kita tidak menyadarinya sehingga selalu jatuh dalam dosa yang sama. Kita membutuhkan Tuhan Yesus untuk memulihkan kita, mengusir setan-setan di dalam diri kita juga.

Bacaan Injil pada hari ini membantu kita untuk menyadari perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan Yesus kepada kita. Diantaranya:

Pertama, Tuhan Yesus selalu siap sedia untuk melayani manusia. Ia membangkitkan hidup kita untuk ikut serta dalam karya pelayanan-Nya. Dalam kisah Injil hari ini, Ia masuk ke dalam rumah Simon dan berdiri di sisi mertua Simon untuk menolongnya. Ia menghardik demam yang menguasai wanita itu dan demam itu lenyap. Tuhan saja selalu siap untuk melayani, mengapa kita selalu kesulitan untuk melayani Tuhan dan sesama kita?

Kedua, Tuhan Yesus selalu berdiri di sisi kehidupan kita. Ia tidak hanya berdiri di sisi mertua Simon saja. Ia selalu berada di sisi kita karena Dia adalah Emanuel, Allah beserta kita. Dia tidak pernah merasa skeptis atau membantah sebelum menolong manusia. Yesus mengajar kita untuk selalu hadir secara aktif daam kebersamaan di dalam keluarga dan komunitas.

Ketiga, Tuhan Yesus menyembuhkan kita supaya kita bisa melayani. Tuhan Yesus menyembuhkan mertua Simon dan wanita itu melayani mereka. Tuhan Yesus senantiasa melakukan hal yang sama kepada kita. Ia menyembuhkan kita bukan hanya sakit penyakit, tetapi mengusir setan-setan yang selalu menjerumuskan kita ke dalam dosa dan kejahatan. Kalau kita membuka diri supaya Yesus menjamah dan menyembuhkan kita maka kita akan menjadi pelayan-pelayan yang terbaik. Pertobatan membantu kita untuk mengalami Allah dan melayani-Nya dengan sukacita.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau selalu hadir di sisi kami untuk melayani, dengan menyembuhkan sakit penyakit yang menguasai tubuh kami dan juga setan-setan yang menjerumuskan kami sehingga selalu jatuh dalam dosa yang sama. Semoga pada hari ini kami boleh merasakan kehadiran-Mu dan jadikanlah kami pelayan-pelayan yang baik seturut kehendak-Mu. Amen.

PJSDB