Fresh Juice 3 Oktober 2018 – Luk. 9:57-62 : Siapakah Follower Terbaik?

Play

Pembawa Renungan : RP. John Laba, SDB
Timor Leste

Luk. 9:57-62.

instagramFJ20181003

Lectio:

Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Terpujilah Kristus.

Renungan:

Siapakah Follower Terbaik?

Followers atau para pengikut! Ini adalah sebuah kata penting dalam media sosial masa kini. Para pengguna media sosial terutama generasi millenial seperti facebook, twitter dan Instagram tentu tidak asing lagi dengan kata Followers. Ada kebanggaan tersendiri kalau mereka memiliki banyak follower. Saya mengambil contoh Instagram. Media sosial untuk berbagi foto dan video singkat ini memang laris manis dikalangan publik terutama generasi millenial. Hampir semua momen dan informasi menarik selalu mereka posting dan rasanya sangat memuaskan apabila jumlah “Like” dan “comment” yang diperoleh dari para “Followers” pemilik akun itu bertambah setiap hari. Orang juga dapat mencari ketenaran tertentu sebagai Selebgram (Selebriti Instagram) melalui bisnis online ataupun endorse yang ditentukan dari banyaknya jumlah followers yang mereka miliki. Para followers mudah terpancing secara emosi untuk mengikuti akun sang idolanya.

Kata followers atau para pengikut juga sebenarnya tidak asing di telinga kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Pada tahun 2015 yang lalu jumlah umat Katolik di seluruh dunia meningkat dari 1.115.000.000 pada tahun 2005 menjadi 1.254.000.000, atau bertambah sebanyak 139 juta umat. Sejak tahun 2015-2017 yang lalu, umat Katolik yang dibaptis meningkat dari 17,3% menjadi 17,7%. Ada peningkatan 34% umat Katolik di Afrika, yang mengalami pertumbuhan penduduk 1,9% antara tahun 2005 dan 2013. Peningkatan umat Katolik di Asia (3,2% di tahun 2013, dibandingkan dengan 2,9% di tahun 2005) lebih tinggi dari pada pertumbuhan penduduk di Asia. Artinya bahwa para followers Yesus Kristus di dalam Gereja Katolik juga meningkat. Data-data ini tentu membuat seseorang tersenyum. Sebenarnya jumlah harus sejalan dengan mutu kehidupan sebagai follower Yesus Kristus di dalam Gereja Katolik.

Bacaan Injil hari ini menghadirkan tiga tipe manusia yang ingin menjadi follower Yesus Kristus:

Tipe manusia pertama, seorang tanpa nama memiliki inisiatif untuk menjumpai Yesus dan para murid-Nya yang sedang dalam perjalanannya menuju ke Yerusalem, untuk menyelamatkan umat manusia dalam peristiwa Paskah-Nya. Orang itu tanpa malu-malu ingin mengikuti Yesus, dengan berkata: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” (Luk 9:57). Orang itu berniat untuk mengikuti Yesus, padahal Yesus sedang menuju ke Yerusalem untuk menderita bagi keselamatan manusia. Sebab itu Yesus membuka pikirannya dengan berkata: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (Luk 9:58).

Mengikuti Yesus bukan hanya melalui keinginan dan kata-kata saja. Ini belumlah cukup karena ada saja saat untuk menolak Yesus. Dalam perjalanan kali ini Yesus saja ditolak di perkampungan orang-orang Samaria. Sebab itu orang harus memiliki komitmen untuk hidup bersama Yesus, ikut mengalami kehidupan Yesus. Orang yang mau mengikuti Yesus perlu menyiapkan dirinya secara total untuk menerima Yesus dalam hidupnya. Tidak ada tempat untuk menolak Yesus dalam hidupnya. Apakah anda dan saya memiliki tempat yang terbaik bagi Yesus untuk meletakkan kepala-Nya atau hanya kata-kata saja yang keluar dari mulut bahwa kita mengikuti Yesus dari dekat. Periksalah bathin masing-masing dan berkatalah jujur sebagai follower Yesus, bukan hanya follower yang baik tetapi follower terbaik.

Tipe manusia kedua, Yesus memiliki inisiatif untuk memanggil orang lain, juga tanpa nama. Yesus berkata: “Ikutilah Aku!”. Orang ini mendengar ajakan Yesus, namun ia beralasan: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” (Luk 9:59). Karena Yesus yang berinisiatif untuk memanggil maka Ia juga berkata: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” (Luk 9:60). Orang kedua ini mendapat panggilan dan perintah dari Yesus dengan sebuah urgensi untuk mewartakan Kerajaan Allah di mana-mana.

Sebagai seorang Yahudi tulen, ia beralasan untuk menguburkan ayahnya. Artinya, ia bertanggung jawab untuk merawat ayahnya hingga meninggal dunia. Hal ini demi mengamalkan perintah Allah yang keempat yaitu menghormati ayah dan ibunya. Namun karena urgensinya Kerajaan Allah maka Yesus menegaskan kepadanya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Ia mencari Kerajaan Allah dan kini sudah menemukannya dalam diri Yesus. Tugasnya adalah mewartakannya kemana-mana. Bahwa adanya kematian memang sebuah kehilangan pribadi tertentu yang menyedihkan, tetapi Yesus lebih menekankan Kerajaan Allah yang penuh sukacita. Ada peralihan dari kematian menuju sukacita abadi di surga. Kalau saja itu kematian rohani maka Yesuslah jawaban yang tepat untuk menghidupkannya.

Tipe manusia ketiga, seorang tanpa nama berkata kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” (Luk 9: 61). Tuhan Yesus memandangnya dan berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Luk 9:62). Tipe orang ketiga ini mau mengikuti Yesus tetapi memberi persyaratan tertentu kepada Tuhan Yesus untuk berpamitan dengan keluarganya. Hatinya masih terikat pada hal duniawi dan keluarganya. Yesus mengambil titik kelamahannya da mengingatkannya bahwa menoleh ke belakang adalah suatu tindakan yang tidak elok. Ia harus memandang ke depan, penuh optimisme bukan pesimisme. Misalnya saja, seorang petani yang membajak harus senantiasa melihat ke depan kalau ia ingin membajak mengikuti alur yang lurus kalau tidak ia akan mengalami kesulitan tertentu.

Ketiga tipe follower Yesus Kristus ini ada di dalam diri kita masing-masing. Mungkin saja anda di tipe pertama, kedua atau ketiga. Satu hal yang pasti adalah kita berusaha untuk menjadi follower Yesus yang terbaik dengan mendengar ajakan Yesus untuk mengikuti-Nya, dan terlibat aktif dalam mewartakan Kerajaan Allah. Mewartakan Kerajaan Allah adalah sebuah urgensi artinya sangat penting dan mendesak demi keselamatan banyak orang. Follower terbaik adalah dia yang memiliki prioritas pertama dan terutama yaitu ikut aktif mewartakan Kerajaan Allah dalam hidup dan tindakan yang nyata. Maka dari situ jadilah follower yang terbaik bukan hanya follower yang baik saja!

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau juga memanggil aku untuk mengikuti-Mu dari dekat. Semoga aku menjadi pribadi yang memiliki prioritas untuk mewartakan Kerajaan Allah di mana-mana. Dengan pelayanan ini, banyak orang semakin menjadi dekat dan bersahabat dengan Engkau. Amen.

PJ-SDB