Fresh Juice 5 Maret 2014 – Mat. 6:1-6,16-18 : Tiga Pilar Kekudusan

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB
Jakarta

HARI RABU ABU
Yl. 2:12-18;
Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17;
2Kor. 5:20-6:2;
Mat. 6:1-6,16-18

 

Lectio:

Dalam Kotbah di bukit, Yesus berkata: “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Demikianlah Injil Tuhan kita. Terpujilah Kristus.

Tiga Pilar Kekudusan

Kita memasuki masa prapaskah tahun 2014. Masa prapaskah itu seperti sebuah retret agung yang berlangsung selama 40 hari. Angka 40 merupakan angka istimewa di dalam Kitab Suci. Yesus berpuasa selama 40 hari di padang gurun hingga dicobai iblis. Musa pergi ke atas gunung untuk berjumpa dengan Tuhan sambil berpuasa dan berdoa selama 40 hari. Umat Israel berziarah di padang gurun selama 40 tahun sambil menyiapkan diri untuk memasuki tanah terjanji. Nabi Elia berpuasa selama 40 hari dalam perjalanan di padang gurun ke gunung Tuhan. Mulai hari ini kita sebagai pengikut Kristus melakukan perjalanan rohani selama 40 hari untuk menyiapkan diri kita menyambut hari raya paskah, hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dengan berdoa, berpuasa, berpantang, melakukan karya amal kasih dan berpenitensi.

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengingatkan kita akan tiga pilar kekudusan yang menopang perjalanan rohani selama masa prapaskah. Ketiga pilar kekudusan itu adalah, pertama, perbuatan amal kasih dengan memberi sedekah. Memberi sedekah atau perbuatan amal kasih merupakan kesempatan untuk berbagi, bersolidaritas dengan sesama yang berkekurangan demi memperoleh kehidupan kekal. Hal baru dalam ajaran Yesus dan kita jadikan pilar rohani adalah orientasi teologis di mana kita mengagumi kuasa Allah yang mengasihi dan niat tulus dari orang yang memberi atau berbagi dengan sesama. Pilar pertama ini merupakan wujud nyata hukum kasih kepada Tuhan dan sesama. Perbuatan amal kasih kepada sesama yang miskin haruslah dilakukan tanpa perhitungan untung dan rugi, tetapi lakukanlah dengan murah hati seperti Tuhan sendiri murah hati adanya.

Kedua, doa. Doa menjadi pusat ketiga pilar dalam perjalanan rohani prapaskah ini. Berdoa berarti mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Ini berarti kita harus beralih dari berdoa “kepada Tuhan” menjadi “berdoa bersama Tuhan” dan akhirnya menjadi “berdoa adalah kasih tak berkesudahan”. Doa menyatukan kita dengan Tuhan dan sesama. Selama masa prapaskah ini Tuhan Yesus mengharapkan kita untuk tekun berdoa secara pribadi.

Ketiga, Puasa dan pantang. Orang-orang Yahudi berpuasa dua kali seminggu yakni hari senin dan kamis. Ketika Gereja berkembang kebiasaan berpuasa dilakukan pada hari rabu dan jumat. Yesus tidak menghendaki adanya puasa untuk mengungkapkan sukacita Mesianis (Mat 9:14-15) tetapi mengingatkan para muridNya untuk hidup sederhana. Puasa rohani kristiani dilakukan secara pribadi, jangan dilihat orang lain sebagai tanda kasih kepada Tuhan, sebuah persekutuan yang akrab dengan Tuhan.

Selama masa prapaskah ini kita akan berdiri di atas tiga pilar ini. Semua yang akan kita lakukan hendaknya dengan sadar dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Pilar-pilar ini menopang kekudusan pribadi kita. Oleh karena itu Yesus mengharapkan agar kita melakukan secara pribadi karena Bapa di surga selalu melihat yang tersembunyi dan akan membalasnya kepada masing-masing kita.

Pesan Yesus ini patut kita renungan selama masa prapaskah ini: “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga” (Mat 6:1). Ketiga pilar rohani ini kita lakukan dengan tulus hati untuk kekudusan kita, Gereja dan kemuliaan nama Tuhan.

PJSDB