Fresh Juice 6 September 2013 – Luk. 5:33-39 : MENGUBAH GAYA LAMA

Play

Pembawa Renungan : RD Yosef Setiawan

Kol. 1:15-20;
Mzm. 100:2,3,4,5;
Luk. 5:33-39

 

MENGUBAH GAYA LAMA

Hari ini orang Farisi bertanya kepada Yesus tentang puasa. Terlalu sering fokus dari puasa adalah tidak makan. Mereka mempertanyakan mengapa murid Yohanes dan Farisi berpuasa, sedangkan murid-murid Yesus makan dan minum. Mereka pikir puasa itu hanya soal tidak makan minum. Seharusnya puasa adalah melepaskan mata kita dari hal-hal duniawi dan berpusat pada Tuhan. Dengan mengalihkan mata dari hal-hal dunia ini, kita dapat memusatkan diri pada Kristus secara lebih baik. Puasa menolong kita untuk memperoleh pandangan baru dan memperbaharui ketergantungan pada Tuhan.
Puasa juga bukanlah cara untuk kelihatan lebih rohani dibanding orang lain. Orang-orang Farisi berpikir bahwa mereka lebih rohani daripada murid-murid Yesus karena menjalankan puasa. Mereka lupa bahwa puasa dilakukan untuk menyiapkan kedatangan Tuhan, mempersiapkan hati yang murni untuk Tuhan. Dan sudah ada Tuhan Yesus yang datang di tengah-tengah mereka.
Ada lagi mengenai puasa. Puasa bukan untuk menghukum tubuh. Maka waktu puasa juga harus dibatasi, bukan tanpa batas. Puasa tidak boleh dianggap salah satu “metode diet”. Jangan puasa untuk menghilangkan berat badan, tapi untuk memperoleh persekutuan yang lebih dalam dengan Tuhan.
Ada lagi orang berpandangan bahwa dengan berpuasa pasti keinginan kita akan tercapai, Tuhan akan mengabulkan permohonan kita. Puasa bukanlah cara untuk membuat Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Puasa mengubah kita, bukan mengubah Tuhan. Puasa adalah salah satu latihan rohani. Puasa menjadi sarana bagi kita untuk mengendalikan diri dari keinginan-keinginan tak teratur. Dengan demikian kita dibentuk, diubah.
Susah memang mengubah hidup kita yang lama, cara pandang kita yang lama. Kita merasa baik-baik saja dengan hidup dan cara pandang kita yang lama. Lebih enak begini lah…dan tidak mau berubah. Kita bilang “anggur tua lebih baik lah…” Maka kalau datang ajaran atau pandangan baru, cenderung kita tolak. Kita sudah mapan dengan gaya hidup yang lama. Gak mau berubah.
Orang Farisi juga sulit berubah karena berpegang pada Perjanjian Lama terus. Mereka pikir cukuplah mentaati hukum untuk dapat selamat. Mereka hanya sibuk dengan penampilan luar, kelihatan lebih rohani daripada yang lain. Padahal di dalam hatinya tidak berubah, bahkan tidak melihat Tuhan.
Kita mungkin juga seperti mereka, orang-orang Farisi. Ketika dibaptis, kita menerima Yesus. Dengan memakai nama santo ataupun santa dari luar nampak suci. Kita rajin ke Gereja setiap minggu bahkan setiap hari. Rajin berdoa, berpuasa dan memberi derma tetapi kalau sakit, masih pergi ke dukun….. kalau mau buka usaha, masih ke gunung Kawi……. Mengaku Katolik tetapi masih pasang sesajen…masih suka pasang nomer togel… Ibarat HP, kita hanya mengganti cashing ..menjadi cashing smartphone tapi isinya masih hp abal-abal…..
Marilah berdoa:
Allah yang maha pengasih dan penyayang, ampunilah aku yang keras kepala dan sombong….aku sering merasa nyaman dengan hidupku sehingga sulit terbuka untuk Engkau bentuk seturut kehendakMu. Maka, jadikanlah aku manusia yang berani berubah dan menerima perubahan demi kemuliaanMu. Amin
RD YOSEF SETIAWAN