Fresh Juice 7 Agustus 2013 – Mat 15:21-28 : Kasih Tuhan itu sempurna adanya

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB

 

Hari Rabu, Pekan Biasa XVIII

Bil 13:1-2.25; 14: 1.26-29.34-35

Mzm 106: 6-7a.13-14.21-22.23

Mat 15:21-28

Bacaan: 

Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Kasih Tuhan itu sempurna adanya

Pada suatu kesempatan, saya berjumpa dengan seorang pemuda yang  belum dibaptis. Ia mengaku memperoleh pendidikan katolik sejak Taman Kanak-Kanak hingga universitas Katolik. Hanya saja ia belum percaya diri untuk dibaptis sebagai orang katolik. Pada suatu hari ia merasa sakit dan pergi berkonsultasi dengan seorang dokter spesialis. Ia divonis mengalami penyakit kanker darah. Ia terkejut karena selama itu ia tidak pernah mengeluh sakit. Ia terpukul dan merasa langsung down tetapi dalam perjalanan pulang ia melihat gambar Tuhan Yesus yang saya bagikan pada saat retret bersama. Pikirannya langsung terfokus pada Yesus dan ia berbisik, “Tuhan Yesus sembuhkanlah saya”. Ia pun berusaha datang dan mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja. Ketika bertemu dengan saya ia bercerita tentang gambar Tuhan Yesus yang saya bagikan dan ia mau mendapat mukjizat dari Tuhan. Saya mendoakannya dan mengatakan kepadaNya bahwa kalau ia sungguh percaya pada Yesus maka ia dapat sembuh. Pada kesempatan yang lain, ia datang dan membawa berita baik dengan berkata: “Romo, Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya setelah dua tahun bergumul dengan penyakitku. Ternyata penyakitku itu kecil, Tuhan Yesus jauh lebih besar dan menyembuhkanku. Sekarang saya mau menjadi katekumen dan memohon supaya Romo membaptis saya”.

Ini adalah sebuah kisah nyata sekaligus pengalaman rohani seorang yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Ia hanya memiliki kerinduan akan Yesus meskipun belum dibaptis. Tetapi ia juga percaya bahwa Tuhan Yesus mengasihinya dan pasti menyembuhkannya. Sungguh mukjizat itu nyata. Tuhan Yesus mengasihi semua. Penginjil Matius pada hari ini mengisahkan perjalanan Yesus ke luar komunitas orang Yahudi. Ia sedang berada di Tirus dan Sidon. Di sana ia berjumpa dengan seorang wanita yang putrinya kerasukan setan. Ia pun meminta Yesus untuk menyembuhkannya. Ia berkata, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Yesus seolah-olah tidak mau mendengar wanita non Yahudi ini dan para muridNya pun ikut terpancing untuk memintaNya mengusir wanita itu. Reaksi Yesus adalah kembali kepada tugas perutusanNya: “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang”. Wanita itu tetap percaya bahwa Yesus akan mendengarnya maka ia mendekat, menyembah dan berkata, “Tuhan tolonglah aku!” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”. Reaksi sang wanita adalah menjawab Yesus dengan iman: “Benar, Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”. Yesus melihat iman wanita itu dan mengatakan bahwa keinginannya yaitu kesembuhan anaknya akan terlaksana.

Wanita dalam Injil adalah tipe orang yang beriman radikal pada Yesus Kristus. Ia percaya bahwa Tuhan akan melakukan apa saja, dan pasti yang terbaik untuk putrinya yang kerasukan setan. Ia percaya bahwa setan tidak punya kuasa di hadirat Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus pasti akan menyembuhkannya. Iman wanita itu diuji dengan sikap Yesus yang seolah-olah tidak mau mendengarnya, mengatakan bahwa perutusanNyapun hanya untuk domba-domba umat Israel yang hilang, dan tidaklah patut mengambil roti bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. Ternyata wanita itu tetap percaya kepada Yesus sehingga Yesus memuji imannya: “Hai ibu, sungguh besar imanmu” Putrinya pun menjadi sembuh.

Tuhan mengasihi semua orang. Lihatlah wanita di dalam Injil hari ini adalah bukan orang Yahudi. Memang bagi kalangan orang Yahudi saat itu, daerah Tirus dan Sidon adalah daerah orang-orang kafir. Tidak ada keselamatan bagi mereka. Namun, Tuhan menunjukkan cinta kasihNya yang universal dengan menyembuhkan anak perempuan yang kerasukan setan. Kisah ini mengingatkan kita akan sikap orang Nazaret yang mengecewakan Yesus ketika mengajar di dalam Sinagoga sehingga Ia berkata, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di negeri asalahnya, di dalam keluarganya” (Mat 13:57). Ia pun tidak melakukan banyak mukjizat di Nazareth. Tuhan Yesus membuka mata hati kita untuk mengasihi semua orang tanpa memilah-milah apakah orang seiman dengan kita atau tidak, apakah orang segolongan dengan kita atau tidak. Semua orang diberikan Tuhan kepada kita untuk dikasihi. Memang kasih Tuhan itu senantiasa baru dan sempurna adanya. Mari kita menjadi serupa dengan Tuhan.

Doa: Tuhan Yesus, bantulah kami supaya mampu mengasihi semua orang sebagaimana Engkau sendiri telah mengasihi kami. Amen

PJSDB