Fresh Juice 7 Oktober 2015 – Luk. 1:26-38: Maria Auxilium Christianorum
Podcast: Play in new window | Download (Duration: 14:33 — 4.2MB)
Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB
Jakarta
Peringatan Wajib SP Maria, Ratu Rosario
Lectio:
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injil Tuhan kita
Terpujilah Kristus.
Renungan:
Maria Auxilium Christianorum
Maria Ausiliatrice atau Maria Auxilium christianorum (Maria Penolong umat Kristiani) merupakan sebuah gelar yang diberikan oleh Gereja kepada Bunda Maria. Gelar ini lebih dipopulerkan oleh St. Yohanes Bosco dan diwariskan turun temurun dalam keluarga besar Salesian Don Bosco (SDB). Namun kalau ditelusuri sejarah devosi kepada Bunda Maria Ratu Rosario ini, maka jauh sebelumnya telah terjadi peristiwa bersejarah di dalam Gereja yang melibatkan Bunda Maria dan pertolongannya. Peristiwa bersejarah ini berawal dari tanggal 7 Oktober 1571. Ketika itu, terjadi pertempuran sengit armada Laut di Lepanto, sebuah daerah di sekitar Laut Tengah, dekat pantai Yunani. Pertempuran sengit itu terjadi antara pasukan Katolik di Eropa melawan armada laut kesultanan Otman dari Turki. Mereka memiliki angkatan laut yang paling kuat di bawah pimpinan Halifasha. Sebelumnya, Turki sudah lebih dahulu menyerang semua pelabuhan Katolik di Eropa. Dalam situasi yang mendesak ini, Paus Pius V, menyerukan supaya semua orang Katolik di Eropa bersatu dan bertahan terhadap serangan armada Halifasha. Paus juga menunjuk Don Yuan dari Austria menjadi komandan armada gabungan Eropa yang akan menghadapi armada Turki itu.
Don Yuan sendiri dikenal karena memiliki devosi yang sangat kuat kepada Bunda Maria. Para tentara Katolik yang siap untuk bertempur memiliki senjata api untuk bertempur. Masing-masing tentara memegang rosario di tangan kanannya dan di tangan kirinya memegang senjata api untuk bertempur. Paus Pius V menyadari bahwa armada Katolik tidak ada artinya dibandingkan dengan armada Turki yang jumlahnya lebih banyak tiga kali lipat. Ia lalu meminta agar seluruh umat Katolik Eropa berdoa rosario, memohon pertolongan Tuhan melalui Bunda Maria. Mereka pun berdoa Rosario selama seharian. Apa yang terjadi? Pada tanggal 7 Oktober 1571 pukul 11.30 kedua armada itu mulai bertempur dengan sengit hingga baru berakhir keesokan harinya pada pukul 17.30. Mukjizat pun terjadi di Lepanto. Ketika pertempuran sedang berlangsung sengit, tiba-tiba angin berubah arah sehingga menguntungkan pihak armada Katolik. Armada Turki berhasil dikalahkan, Halifasha mati terbunuh. Karena kemenangan rosario ini, maka tanggal 7 Oktober ditetapkan sebagai peringatan Bunda Maria Ratu Rosario. Bunda Maria berperan sebagai Auxilium Christianorum (Penolong Umat Kristiani).
Dari sekelumit sejarah singkat devosi kepada Bunda Maria Penolong umat Kristiani ini maka fokus perhatian kita sekarang adalah pada pribadi Bunda Maria sebagai Penolong umat Kristiani. Mengapa Bunda Bunda Maria mendapat gelar sebagai penolong umat Kristiani? Perikop Injil pada hari ini memberi jawabannya. Tuhan sudah memiliki rencana keselamatan, dimulai dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan menjadi sempurna dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Pada saat yang tepat, Tuhan mengutus Malaikat Gabriel untuk memberikan khabar sukacita kepada Maria dari Nazaret, puteri Ana dan Yoakim. Dialog sederhana antara Malaikat Gabriel dan Maria pun terjadi dalam suasana yang biasa-biasa saja. Kondisi Maria saat itu adalah sebagai seorang wanita muda yang sedang bertunangan dengan Yusuf dari keturunan Daud.
Maria kaget ketika disalami oleh malaikat Gabriel: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (Luk 1:28). Meskipun kaget, namun Maria tetap menerima kasih karunia dari Tuhan untuk menjadi ibu Yesus Kristus. Yesus Kristus anak yang akan dikandungnya akan menjadi Anak Allah Yang Mahatinggi. Takhta Daud diberikan kepada-Nya. Ia menjadi raja kekal atas kaum keturunan Yakub. Kerajaan-Nya pun tidak akan berakhir. Maria mengubah sikap hati yang kaget dan ragu dengan mempercayakan dirinya kepada Tuhan. Dia menjadi abdi Tuhan selamanya karena kuasa kata-kata Tuhan sendiri. Peristiwa perjumpaan Malaikat Gabriel dan Maria menjadi awal yang baik bagi Maria untuk berlaku sebagai penolong bagi semua orang. Ia dipanggil dan dipilih untuk menolong manusia karena kasih karunia yang diterimanya secara gratis dari Tuhan.
Apa yang harus kita lakukan? Sambil memperingati Bunda Maria sebagai Ratu Rosario, kita belajar untuk menolong sesama dengan tulus hati seperti Bunda Maria sendiri. Hal nyata yang bisa kita lakukan adalah dengan berdoa rosario secara terus menerus untuk sesama yang sangat membutuhkan. Rosario adalah kebutuhan rohani kita. Dengan berdoa Rosario melalui Maria Ratu Rosario maka kita akan serupa dengannya dan mengasihi Yesus seperti Bunda Maria juga. Kita mengingat seruan St. Luis Monfortan: “Ad Iesum per Mariam” (Menuju Yesus melalui Bunda Maria).
Saya mengakhiri renungan hari ini dengan mengutip St. Yohanes Paulus II. Dalam karyanya “Rosarium Virginis Mariae”, ia menulis: “Rosario sebagai doa damai selalu dan akan menjadi doa keluarga dan doa untuk keluarga. Ada saatnya dulu, bahwa doa ini menjadi doa kesayangan keluarga, dan doa ini yang membawa setiap anggota keluarga menjadi sekat satu sama lain. Kita perlu kembali kepada kebiasaan doa keluarga bersama berdoa untuk keluarga-keluarga. Keluarga yang berdoa bersama, akan tetap tinggal bersama. Para anggota keluarga, dengan mengarahkan pandangan pada Yesus juga akan mempu memandang satu sama lain dengan mata kasih, siap untuk berbagi, untuk saling mendukung, saling mengampuni dan melihat perjanjian kasih mereka diperbaharui oleh Roh Allah sendiri.” (no. 41).
Doa: Ya Bunda Maria, ratu Rosario, bantulah kami supaya bisa melayani, menolong sesama kami sebagaimana Engkau sendiri adalah ibu dan penolong kami yang setia. Amen.
PJSDB