Fresh Juice 9 Juli 2014 – Mat. 10:1-7 : Tuhan Memanggil dan Memberi Kuasa

Play

Pembawa Renungan : Rm John Laba, SDB
Jakarta

Hos. 10:1-3,7-8,12;
Mzm. 105:2-3,4-5,6-7;
Mat. 10:1-7.

Tuhan Memanggil dan Memberi Kuasa

Dalam bacaan Injil hari ini, kita semua mendengar bagaimana Tuhan Yesus juga membutuhkan manusia untuk menjadi mitra kerjaNya. Dari banyak orang yang mengikutiNya, Ia hanya memanggil dan memilih dua belas orang sebagai rasul (apostellein) atau utusan. Kedua belas rasul itu bertugas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya di dunia ini. Mereka diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Nama-nama para rasul disebutkan dengan jelas dan beberapa di antaranya mendapat tambahan julukan tertentu. Inilah nama-nama mereka: “Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.” (Mat 10: 2).

Setelah memanggil dan memilih kedua belas rasul itu, Yesus mengutus mereka. Perutusan mereka juga istimewa, bukan untuk orang-orang kafir atau orang Samaria tetapi kepada domba-domba yang hilang di Israel. Siapakah domba-domba yang hilang di Israel? Mereka adalah umat  yang masih setia kepada Allah (Mzm 74:1-2). Mereka yang sungguh menantikan belas kasih dari Tuhan.

Dari nama-nama para rasul, ternyata mereka yang dipilih juga bukanlah orang yang sempurna. Mereka adalah orang-orang lemah. Mereka menjadi kuat untuk melayani Tuhan karena kuasa Yesus Kristus. Petrus dikenal sebagai orang yang berjanji untuk mengikuti dan menjaga Yesus tetapi dia akhirnya menyangkal Yesus tiga kali. Matius adalah seorang pemungut cukai dan bagi orang zaman itu dia selevel dengan kaum pendosa tetapi Tuhan melihat hatinya tulus dan terbuka kepadaNya. Yudas Iskariot akan mengkhianati Yesus. Ia memang mengetahuinya tetapi Yudas Iskariot tetap dipilih bahkan menjadi bendahara komunitas. Thomas adalah murid yang sangat pintar dan kritis, tidak mudah percaya sehingga ia juga dilabel “kurang percaya”. Yakobus dan Yohanes memiliki ambisi tertentu dalam mengikuti Yesus. Demikian para rasul lain yang masuk dalam gerakan bawa tanah untuk melawan orang-orang Romawi. Tuhan mengetahuinya tetapi tetap memilih mereka menjadi mitra kerjaNya. Mereka yang lemah menjadi kuat dan siap diutusNya. Hanya Yudas Iskariot saja yang menyalahgunakan kebebasannya.

Merenungkan Tuhan yang memanggil dan memberi kuasa, juga menjadi nyata dalam kehidupan sosial kita. Pada hari ini seluruh bangsa Indonesia merayakan pesta demokrasi ditandai dengan pemilihan umum presiden Republik Indonesia. Saya tertarik pada sumpah presiden dan wakilinya. Di dalam sumpah yang diucapkan di hadirat Allah terdapat nilai-nilai rohani yang tinggi, seperti kesetiaan kepada Undang-Undang Dasar dan undang-undang lainnya sebagai tanda bakti mereka. Bunyinya seperti ini: “Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban sebagai Presiden/wakil presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan bangsa”

Apa yang harus kita lakukan pada hari ini? Saya mengingat ajakan Uskup Johanes Pujasumarta dari Keuskupan Agung Semarang. Ia menulis sebuah surat ajakan kepada umatnya. Bagi Uskup Puja, umat katolik harus menggunakan hak suaranya secara cerdas dan bertanggung jawab pada saat pemilihan berlangsung. Dengan pemilihan umum ini akan menghadirkan pribadi yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk memimpin bangsa, memperjuangkan nilai-nilai dasar, menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan dan martabat manusia. Sebagai warga negara kita sungguh-sungguh total mencintai Indonesia dan Gereja. Menjadi seratus persen Katolik dan seratus persen patriot Indonesia.

Siapapun yang akan terpilih kita yakini sebagai utusan dari Tuhan dan memiliki kuasa dari Tuhan untuk melayani masyarakat dan bangsa Indonesia. Ketika Yesus memilih para rasulNya, tidak ada saling benci, saling memfitnah, kampanye negatif dan kampanye hitam, tidak ada politik uang demi kekuasaan. Semuanya berasal dari Tuhan yang empunya rencana dan kuasa. Sebagai umat beriman kita diajak untuk “Tunduk kepada Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekusaan yang tertinggi maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.” (1Ptr 2:13-14). Ini adalah tugas kita sebagai umat beriman. Mungkin saja jagoanmu gagal dalam pilpres kali ini, tetapi kita tetap bersaudara, sebangsa dan setanah air. Kita memiliki tugas panggilan untuk mensejahterakan banyak orang di negeri ini. Kita sama-sama mau menjadi satu nusa dan satu bangsa yang maju.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau memanggil dan mengutus para rasulMu ke tengah dunia untuk ikut serta menyelamatkan dunia. Kami memohon berkatMu bagi para pemimpin gereja semoga mereka menjadi gembala yang baik dan mengantar kami kepadaMu. kami juga memohon berkatMu bagi bangsa dan negara kami pada pesta demokrasi ini. Semoga kami menggunakan hal pilih kami dengan jujur. Semoga Engkau memberi seorang presiden yang bisa membangun keadilan dan kasih di negara kami. Amen

PJSDB