Fresh Juice 2 April 2014 – Yoh. 5:17-30: Orang mati saja mendengar suara Tuhan!
Podcast: Play in new window | Download (Duration: 14:31 — 4.2MB)
Pembawa renungan : Rm John Laba, SDB
Jakarta
Yes. 49:8-15;
Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18;
Yoh. 5:17-30
Hari Rabu Pekan Prapaskah IV
Lectio:
Pada suatu ketika Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Orang mati saja mendengar suara Tuhan!
Pada suatu kesempatan misa arwah, saya bertanya kepada seorang anak: “Bagaimana kesan dan ingatan-ingatan anda tentang ayahmu?” Anak itu menjawab: “Ayahku orang yang baik. Ia suka memanggil namaku. Ia juga suka mendengarkan aku ketika membicarakan kesulitan tertentu di sekolah.” Saya bertanya, “Maksud anda?” Ia menjawab, “Ya, saya berbicara dan ia mendengar dengan baik semua pembicaraan saya lalu ia memberi nasihat kepada saya”. Saya kembali ke komunitas dengan rasa bangga karena masih ada ayah yang mau mendengar anaknya. Mendengar seorang berbicara itu tidaklah mudah. Ketika seorang mendengar dengan baik, ia dapat mentaati dan ketika ia mentaati, ia juga bisa mengasihi dengan baik.
Pada hari ini kita mendengar kisah tentang Yesus bersaksi tentang diriNya dan diharapkan orang dapat mendengarNya. Ia pertama-tama menunjukkan identitasNya sebagai Putera Allah. Ia bertugas melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa. Jadi Yesus tidak melakukan pekerjaanNya sendiri tetapi melakukan pekerjaan Bapa. Ia sendiri mengakui: “BapaKu bekerja sampai sekarang maka Akupun bekerja juga” (Yoh 5: 17). Dengan menunjukkan identitasNya ini maka muncul konflik antara orang-orang Yahudi dan Yesus. Mengapa? Karena sebelumnya Yesus dianggap melanggar hukum Taurat karena menyembuhkan orang pada hari Sabat dan orang yang disembuhkan itu memikul tilamnya. Yesus juga dipersalahkan karena memanggi Allah sebagai BapaNya. Bagi kaum Yahudi ini adalah kelemahan yang dimiliki oleh Yesus.
Reaksi Yesus adalah menjelaskan secara mendalam perutusanNya di dunia ini yakni melakukan pekerjaan Bapa kepada kaum Yahudi. Yesus mengatakan bahwa Ia melakukan pekerjaan Bapa yang dilihatNya sendiri dan Ia juga tertarik untuk tetap bekerja karena pekerjaan Bapa dan Dia adalah satu. Persekutuan Bapa dan Anak dalam Roh Kudus. Bapa membangkitkan orang mati, Anak juga memiliki kuasa untuk memberi hidup kekal. Di samping melakukan pekerjaan Bapa, Yesus juga mengingatkan para muridNya untuk mendengar perkataanNya dan percaya kepada Allah Bapa yang telah mengutusNya. Dengan demikian maka hidup kekal menjadi jaminannya. Yesus juga mengatakan bahwa orang-orang yang sudah mati akan mendengar suara Anak Allah dan mereka yang mendengarNya akan hidup. Orang di dalam kubur mendengar suara Yesus. Orang yang berbuat baik akan berada bersama Yesus menikmati hidup kekal sedangkan yang berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
Hal yang menjadi fokus permenungan kita pada hari ini adalah “mendengar suara Yesus.” Dalam perikop Injil dikatakan bahwa orang-orang yang sudah meninggal dunia dan berada di dalam kuburan akan mendengar suara Tuhan Yesus. Apakah anda juga ingin mendengar suara Tuhan? Sang Pemazmur berkata tentang suara Tuhan: “Suara Tuhan di atas air, Allah yang mulia mengguntur, Tuhan di atas air yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak. Suara Tuhan mematahkan pohon aras, bahkan, Tuhan menumbangkan pohon aras Libanon.” (Mzm 29:3-5). Suara Tuhan itu penuh kekuatan yang dapat mengubah hidup kita. Kekuatan suara Tuhan yang lain adalah: “Suara Tuhan menyemburkan nyala api. Suara Tuhan membuat padang gurun gemetar, Tuhan membuat padang gurun Kadesh gemetar. Suara Tuhan membuat beranak rusa betina yang mengandung, bahkan, hutan digundulinya; dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru: “Hormat!” (Mzm 29:7-9).
Yesus adalah Putera Allah. Ia berkata: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30). Maka suara Yesus adalah Suara Bapa sendiri yang penuh dengan kuat kuasaNya. Suara Tuhan bagai desau air bah (Why 1:15). Pada hari ini kita semua diingatkan untuk memiliki kemampuan mendengar suara Tuhan di dalam hidup. Sebaiknya kita merasa malu karena orang yang ada di dalam kubur saja mendengar suara Tuhan.Janganlah kita menjadi tuli dan tidak peka terhadap suara Tuhan yang penuh kuasa itu. Maka hari ini kalau kita mendengar suaraNya hati kita janganlah menjadi tegar. Kita juga diingatkan untuk saling mendengar satu sama lain. Ketika kita saling mendengar maka cinta kasih akan bertumbuh subur di antara kita.
PJSDB