Fresh Juice 4 April 2014 – Yoh. 7:1-2,10,25-30: Tak Kenal Tak Sayang
Podcast: Play in new window | Download (Duration: 8:36 — 2.5MB)
Pembawa Renungan : RD Yosef Setiawan
Goa Maria Belinyu – Bangka
Keb. 2:1a,12-22;
Mzm. 34:17-18,19-20,21,23;
Yoh. 7:1-2,10,25-30
TAK KENAL TAK SAYANG
Ketika saya masih di SMP saya begitu takut bertemu dengan bruder Kepala Sekolah saya. Suatu kali saya di panggil ke kantornya, timbul bermacam-macam pikiran melintas. Wah bruder Kepala Sekolah ini wajahnya selalu serius dan keliatan galak jarang senyum, knapa ya panggil saya? Salah saya? Ada dua kemungkinan saya menjadi takut bertemu dengan kepala sekolah. Pertama karena saya tidak mengenal sungguh pribadinya, dan kedua karena saya melakukan kesalahan. Ternyata bruder kepala sekolah memanggil saya supaya saya membentuk kelompok Putra Altar SMP kami. Perjumpaan pribadi dengan beliau membuat saya mengoreksi prasangka-prasangka saya tentang beliau.
Saudara-saudari, orang-orang Yahudi juga tidak mengenal pribadi Yesus sesungguhnya. Perjumpaan mereka adalah perjumpaan yang dangkal. Hati mereka diliputi kebencian, balas dendam, iri hati, ketamakan dll. Maka mereka berusaha untuk membunuhNya. Bagaimana dengan kita, apakah kita juga tidak mengenal Yesus dengan baik? Ataukah kita juga menolak Yesus?
Kita perlu mengenal Yesus lebih baik lagi, mengalami perjumpaan pribadi denganNya. Bagaimana caranya? Dengan membaca Kitab Suci dan menerima sakramen-sakramen. Kehadiran Yesus ada dalam pembacaan Kitab Suci dan penerimaan sakramen, khususnya sakramen Ekaristi dan Tobat.
Pertama, Apakah kita menyediakan waktu untuk membaca Kitab Suci? Hening dan merenungkan sabda Tuhan? Kalau kita membiarkan diri disapa oleh sabda Tuhan, maka kehadiran Tuhan akan kita rasakan. Perjumpaan dengan Tuhan dalam sabdanya itu membuat pengenalan kita akan Tuhan semakin lengkap. Dengan duduk diam mendengarkan sabda Tuhan, kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan dengan itu kita mampu menghasilkan buah yang baik. Tetapi kalau kita terus menerus sibuk urusan duniawi, maka kita tidak akan mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Tuhan tidak mau tinggal tetap dalam hati kita dan kita tidak akan menghasilkan banyak buah.
Yang kedua, apakah kita rajin menerima Sakramen khususnya Sakramen Ekaristi dan Tobat? Di dalam Sakramen Ekaristi Tuhan hadir secara nyata dalam rupa roti dan anggur. Supaya kita layak menerima Tubuh dan DarahNya, hati kita harus bersih. Ibarat sebuah perjamuan, makanan seenak apapun kalau piringnya kotor, maka menjadi tidak baik. Karena itu piring hati kita harus bersih dulu sebelum menyantap Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi. Begitulah kaitan erat antara sakramen Tobat dengan Sakramen Ekaristi. Jangan menyambut Ekaristi bila kita belum menerima sakramen Tobat. Jangan makan sebelum piringnya bersih.
Saudara-saudari, di masa persiapan Paska ini mari kita lebih sering mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan dalam Kitab Suci… kita juga membersihkan diri kita dengan sakramen tobat agar kita menjadi tempat yang nyaman bagi Yesus untuk tinggal …
TUhan Yesus, bantulah kami untuk menyingkirkan penghalang-penghalang sabdaMu, bantulah kami mencairkan hati kami yang beku, dan bimbinglah kami di jalanMu.
Semoga kita semakin siap menyambut Paska kita dan kita diberkati oleh Allah Yang Maha kuasa: Bapa, Putera dan Roh Kudus…..