Fresh Juice 6 Mei 2020 – Yoh. 12:44-50 : Terang di tengah kegelapan

Play

Pembawa Renungan : RP. John Laba, SDB
Tangerang

Yoh. 12:44-50.

Hari Biasa Pekan IV Paskah
Kis. 12:24 – 13:5a
Mzm. 67:2-3,5,6,8
Yoh. 12:44-50


Lectio:
Sekali peristiwa Yesus, Yesus berseru di hadapan orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”
Demikianlah Injil Tuhan kita.Terpujilah Kristus.
Renungan:
                                                                                                                                                                                                                                                                                        Terang di tengah kegelapan
Virus Corona atau dikenal dengan sebutan Covid-19 benar-benar mengubah perilaku manusia dan mengubah wajah dunia masa kini. Banyak keluarga, sahabat dan kenalan sedang berduka karena mengalami kehilangan salah seorang yang dikasihi, bahkan orang itu tidak dapat dikuburkan seperti biasanya. Ada seseorang yang sedang meratap di ruang isolasi, di ruang pengobatan dan ruang pemulihan. Ada banyak saudari dan saudara yang mengalami dampak langsung pandemi ini dengan dirumahkan sementara atau dirumahkan selamanya karena perusahaan tidak mampu mempekerjakan dan membiayainya lagi. Ada yang mengalami depresi karena beban ekonomi. Ada banyak di antara kita yang merindukan perayaan Ekaristi bersama, berkumpul dengan keluarga, mudik dan lainnya tetapi tidak dapat dilakukan karena adanya social distancing, dan penerapan aturan di rumah saja. Semua ini menggambarkan situasi masarakat dan kehidupan sosial masa kini. Ini juga merupakan pengalaman kegelapan sudah sedang dialami oleh kita semua. Dalam kegelapan seperti ini, kita butuh terang yang dapat menjadi penuntun hidup, sekaligus yang mengarahkan langkah kaki kita. Untuk itu kita butuh Tuhan dan iman serta kepercayaan kepada-Nya.
Pada hari ini kita mendengar episode baru pengajaran Yesus tentang Firman yang menghakimi. Ia memulai pengajaran-Nya dengan ‘berseru’ dalam arti Ia berbicara dengan suara yang makin lantang: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.”(Yoh 10:44-45). Tuhan Yesus mau mengalihkan perhatian orang-orang Farisi saat itu, supaya mereka tidak hanya memandang-Nya dihadapan mereka sebagaimana Yesus adanya tetapi Yesus sebagai utusan Allah Bapa yang datang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah Bapa. Mengapa demikian? Karena Yesus tahu bahwa meskipun Ia mengadakan banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya (Yoh 12: 37). Memang, ketika orang menutup hati kepada Tuhan atau pun kepada sesama maka mereka tidak akan percaya, sekalipun yang dilakukan adalah kebaikan. Yesus sendiri membangkitkan Lazarus, dari kegelapan maut tetapi orang-orang saat itu pun belum percaya kepada-Nya.

Selanjutnya Yesus mengingatkan mereka bahwa Ia telah datang ke dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya jangan tinggal di dalam kegelapan (Yoh 12: 46). Rasa dan pengalaman tidak percaya kepada Tuhan Yesus adalah sebuah pengalaman kegelapan. Sebab itu dampaknya adalah meragukan Tuhan Yesus dan tidak percaya kepada-Nya. Padahal mereka sedang berada di hadapan Yesus yang sebelumnya telah mengatakan diri-Nya sebagai ‘Terang Dunia’ (Yoh 8:12; 9:5). Hanya saja mereka lebih menyukai kegelapan daripada terang. Penginjil Yohanes sebelumnya bersaksi: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”(Yoh 1:4-5). Yesus benar-benar terang sejati dan tidak ada sesuatu apa pun yang dapat mengalahkan-Nya. Kematian atau maut yang gelap dan kelam dalam hidup saja dikalahkan-Nya. Yesus adalah terang yang sesungguhnya yang sedang datang ke dunia untuk menerangi hidup setiap orang (Yoh 1:9). Namun manusia menyukai kegelapan! 
Berkaitan dengan kebiasaan menyukai kegelapan dari pada terang maka Yohanes sekali lagi bersaksi: “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” (Yoh 3:19-21). Di sinilah kita semua sebagai pengikut Kristus patut menentukan pilihan yang tepat di hadapan Yesus sebagai Terang dunia. Apakah kita memilih untuk tetap berada di dalam terang atau tetap tinggal di dalam kegelapan. Tinggal di dalam terang berarti kita melakukan yang benar dan berkenan di hadirat Tuhan. Kita menjauhkan diri dari kebiasaan dan perbuatan dosa. Tinggal dalam kegelapan berarti tetap tinggal di dalam dosa.
Berkaitan dengan hal ini Tuhan Yesus mengatakan: “Hanya sedikit waktu lagi terang  ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang.”(Yoh 12: 35-36). Nah, kata-kata yang penting untuk kita lakukan supaya tetap berada di dalam terang adalah percaya kepada Yesus sebagai Terang supaya kita sungguh-sungguh menjadi anak-anak terang. Kita percaya kepada Yesus supaya kegelapan jangan menguasai kita dan kita tinggal di dalam kegelapan yang membinasakan. Yesus datang ke dunia sebagai terang yang menyelamatkan bukan membinasakan. 

Apa yang harus kita lakukan?
Pada saat ini banyak di antara kita atau bahkan kita sendiri sedang berada dalam kegelapan akibat covid-19. Ada di antara kita yang sudah berseru-seru, “Yesus di manakan Engkau?” Atau “Tuhan di manakah Engkau? Mengapa covid-19 dibiarkan merajai dunia?” Seruan-seruan ini menandakan bahwa terang sudah ada bersama kita tetapi kita tidak mengenal-Nya. Maka kita perlu sadar diri supaya, Pertama, tetap percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya penyelamat kita. Dia adalah Terang dunia, Terang yang terbit di tengah pengalaman kegelapan kita akibat covid-19 ini. Hanya dengan demikian kita akan mengerti bahwa semua persoalan hidup kita, termasuk covid-19 itu kecil karena Tuhan kita jauh lebih agung, mengatasi segalanya. Sungguh, tidak ada suatu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Kedua, Kita dipanggil untuk setia kepada Sabda. Kita mendengar perkataan Yesus. Tugas kita adalah setia untuk melakukan-Nya di dalam hidup melalui perbuatan-perbuatan yang baik. Dengan demikian perkataan Yesus sungguh nyata bagi kita juga: “Kamu Adalah terang dunia”(Mat 5:14). Kesetiaan kita kepada Sabda ditunjukkan dalam sikap mendengar dan melakukan Sabda. Sabda Tuhan menjadi pelita yang menerangi langkah kaki kita (Mzm 119:105). Dua hal ini akan membantu kita untuk melihat Yesus sebagai terang yang terbit di tengah kegelapan dunia kita. 
Doa: Tuhan Yesus Kristus, Sabda-Mu sungguh merupakan pelita bagi langkah kaki kami. Pada hari ini Engkau mengingatkan kami sebagai Terang yang datang untuk menyinari kami dalam kegelapan, akibat berbagai persoalan kehidupan seperti covid-19 ini. Kami mohon semoga Sabda-Mu mengubah hidup kami supaya menjadi anak-anak Terang. Bunda Maria Penolong, doakanlah kami supaya dapat masuk ke dalam terang Yesus Puteramu. Amen.

P. John Laba, SDB