Fresh Juice 5 Juni 2013- Mrk. 12:18-27 : Allah Orang Hidup

Play

Pembawa Renungan : Rm. John Laba, SDB

Tob. 3:1-11a,16-17a;
Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9;
Mrk. 12:18-27

Allah orang hidup

Banyak di antara kita membaca dan mendengar tentang orang Saduki yang berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan bagi orang mati. Pertanyaan pertama bagi kita adalah siapakah orang-orang Saduki itu? Orang Saduki (Sadok) adalah sebuah golongan atau partai yang memiliki sedikit pengaruhnya di kalangan kaum Yahudi pada zaman Yesus. Pada umumnya orang-orang Saduki adalah para pemilik tanah di Palestina yang kaya raya, yang pada umumnya memperoleh kedudukan yang menonjol karena manipulasi licik dengan memanfaat keadaan politik yang ada di negeri itu.  Lukas melaporkan bahwa di dalam Sanhedrin atau Mahkamah Agama Yahudi, kaum Saduki ini menduduki posisi yang signifikan yakni  setara dengan kaum Farisi (Kis 23:6-10). Banyak di antara para imam kepala adalah kaum Saduki. Dalam urusan agama, mereka termasuk orang konservatif sehingga hanya menerima Kitab Taurat saja. Itu sebabnya ajaran-ajaran baru seperti hidup kekal, kebangkitan, malaikat, setan, roh jahat tidak mereka akui. Ada juga teori yang mengatakan bahwa kaum Saduki juga menguasai Bait Allah selama berabad-abad.

Pada hari ini kita mendengar dari Injil Markus kisah kaum Saduki yang datang untuk mencobai Yesus dengan Hukum Taurat sebagai dasar pertanyaan mereka tentang perkawinan Levirat. Perkawinan Levirat adalah perkawinan antara seorang janda dengan saudara kandung mantan suaminya yang sudah meninggal dunia berdasarkan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan. Kaum Saduki menggunakan kebiasaan Levirat atau tukar tikar ini dengan sebuah contoh konkret tentang seorang wanita yang dinikahi tujuh bersaudara. Pertanyaan mereka adalah pada hari kebangkitan, siapa yang menjadi suami wanita itu karena semua mereka pernah menikah dengannya. Yesus melihat kesesatan hati mereka maka Ia berkata: “Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau di kawinkan, mereka hidup seperti malaikat di surga. Allah yang kita imani adalah Allah orang hidup bukan Allah orang mati.” (Mrk 12: 24-25.27)

Yesus menempatkan diri dengan tepat karena menjelaskan dan membuka wawasan kaum Saduki yang selama itu tertutup. Sebagaimana kaum Farisi yang percaya akan kebangkitan badan pada zaman Yesus, demikian Yesus juga dengan tegas mengingatkan para muridNya untuk percaya kepada kebangkitan badan. Yesus sendiri menunjukkan kesaksian dari diriNya yang bangkit dengan mulia. Gereja saat ini selalu mengulangi di dalam doa Credo:“Aku percaya akan kebangkitan badan”. Jawaban Yesus dengan mengambil contoh para Bapa Bangsa yakni Abraham, Ishak dan Yakub mau menujukkan bahwa mereka pun masih menunggu kebangkitan badan.

Allah yang kita imani adalah Allah orang hidup. Yesus sang Putra bangkit pada hari ketiga setelah kematianNya. Kebangkitan Yesus adalah dasar kebangkitan setiap pengikut Kristus. Pada hari kebangkitan nanti semua orang akan seperti malaikat karena memiliki tubuh yang kekal. Memiliki tubuh spiritual seperti malaikat juga membantu kita menyadari bahwa saudara-saudara seiman yang sudah meninggal dan memperoleh keselamatan kekal juga sudah seperti malaikat dan pekerjaan mereka adalah melayani Tuhan Allah siang dan malam. Janganlah heran mengapa doa-doa kita dapat dikabulkan Tuhan setelah curhat di kuburan atau intensi misa di gereja untuk mereka yang sudah meninggal dalam Kristus. Satu alasan utama adakah karena mereka sudah seperti malaikat dan pasti mengatakan kepada Tuhan semua kebutuhan yang kita sampaikan kepadaNya dengan perantaraan mereka. Hari ini, mari kita perteguh iman kita kepada Tuhan Allah yang hidup dan bahwa kita pun akan bangkit dan seperti malaikat yang melayani Tuhan.

Doa: Tuhan, hari ini Engkau menyadarkan kami untuk merindukan kehidupan kekal. Semoga harapan kami ini akan terwujud ketika saatnya tiba di mana kami berjumpa denganMu. Amen

PJSDB