Fresh Juice 12 Juli 2013 – Mat. 10:16-23 : Cerdik dan Tulus
Podcast: Play in new window | Download (Duration: 9:46 — 2.8MB)
Pembawa Renungan : RD Yosef Setiawan
Kej. 46:1-7,28-30;
Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40;
Mat. 10:16-23
CERDIK DAN TULUS
Hari ini Jumat 12 Juli 2013. Bacaan dari injil Matius 10:16-23
Saudara-saudari terkasih, Yesus mengutus keduabelas muridNya bagaikan domba ke tengah-tengah serigala. Artinya akan ada banyak kesulitan dan tantangan yang akan dihadapi. Seorang filsuf secara pesimis menggambarkan manusia bisa menjadi serigala bagi manusia lain. Saling serang…. saling terkam…saling bunuh…
Karena itu Yesus mengingatkan agar para murid “Cerdik seperti ular, tulus seperti merpati”. Cerdik berarti bukan sekedar ikut arus atau melawan arus…. Cerdik berarti pandai melihat situasi, tetapi bukan menjadi oportunis (suka mengambil kesempatan dalam kesempitan), atau menjadi culas memanfaatkan kelemahan orang lain…melainkan cerdik harus disertai ketulusan. Itu berarti tidak ada kepalsuan, sikap manipulatif apalagi menghalalkan segala cara. Cerdik tanpa ketulusan akan menjadi culas, tetapi tulus tanpa kecerdikan akan menjadi bodoh.
Tetaplah waspada terhadap semua orang tetapi jangan menjadi kuatir. Rupanya Yesus telah mengambil ancang-ancang atas apa yang akan terjadi pada diriNya juga. Yesus dikhianati oleh sebuah ciuman Yudas demi tiga puluh uang perak. Makanya Yesus mengingatkan para murid Nya: “Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama dan akan menyesah kalian….” Seperti akan dialami Yesus yang dibawa ke Mahkamah Agama menghadap Kayafas, Imam Besar. “Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. “ dalam arti luas murid sebagai anak asuh bisa jadi malah mengingkari dan mengkhianati gurunya.
Yesus tidak menghendaki kekerasan dilawan dengan kekerasan. “Apabila mereka menganiaya kalian, larilah ke kota lain”. Lebih baik hindari kekerasan itu. Larilah ke kota lain! Kita tahu bahwa Yesus kemudian ditangkap tanpa perlawanan, bahkan ia melarang muridNya untuk melawan dengan kekerasan. “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang” (Mat 26:52)
Tetapi Tuhan Yesus menjanjikan keselamatan. “….barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat”. Karena itu, seberat apapun kesulitan dan tantangan kita untuk menjadi utusan Tuhan, tetaplah setia. Kita tidak perlu menjadi pesimis karena tantangan dan kesulitan yang menimpa kita bertubi-tubi. Paus Fransiskus dalam pesannya baru-baru ini menyadari bahwa sangat sulitlah menjalankan perutusan sebagai seorang kristiani, apalagi harus keluar dari zona nyaman dan pergi untuk berbagi iman. Selanjutnya Paus kita berpesan agar kita jangan menjadi putus asa karena berbagai kesulitan dan tantangan. “Sebab setiap hari iblis menabur ke dalam hati kita dan membuat kita jadi pesimis dan merasakan kepahitan.” Rasa pesimistis, putus asa, segala kepahitan…itu benih-benih yang ditaman iblis. Jangan biarkan tumbuh!
Apabila saat ini Anda menyesal terhadap apa yang Anda alami, kecewa terhadap seseorang yang Anda jumpai dalam hidup, jangan biarkan benih pesimis, putus asa dan kepahitan itu bertumbuh dan berkembang. Tetapi sadarilah:
Jangan pernah menyesal telah mengenal seseorang
Karena bagaimanapun orang itu telah mengajarkan arti kedewasaan dalam diri kita walaupun sedikit….
Dari orang yang bersifat keras, dialah sebetulnya yang mendidik kita untuk berani dan bersikap tegas.
Dari orang yang lembut, dialah yang mengajarkan kepada kita cinta dan kasih sayang terhadap sesama.
Dari orang yang cuek dan masa bodoh, dialah sebetulnya yang membuat kita berpikir bagaimana agar kita bersikap perhatian terhadap orang lain.
Dari orang yang tidak bisa dipercaya dan kata-katanya sulit dipegang kebenarannya, sebetulnya dialah yang membuat kita berpikir dan merasa betapa tidak enaknya dikhianati, maka belajarlah untuk menjadi orang yang dapat dipercaya.
Dari orang yang jahat dan hanya memanfaatkan kebaikan orang lain, sebenarnya dia adalah orang yang membuat kita berpikir bagaimana bisa berbuat banyak kebaikan namun tetap waspada.
Apapun yang terjadi tetap dihadapi dengan senyuman dan tetap semangat!
Semoga kita dibimbing dan dikuatkan oleh berkat Allah Yang Mahakuasa: dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
RD YOSEF SETIAWAN