Fresh Juice 12 Juni 2013 Mat. 5:17-19 : Melakukan Kehendak Allah
Podcast: Play in new window | Download (Duration: 9:47 — 2.8MB)
Pembawa Renungan ; Rm John Laba, SDB
2Kor. 3: 4-11;
Mzm. 99:5,6,7,8,9;
Mat. 5:17-19
Melakukan Kehendak Allah
Bacaan Injil hari ini membantu kita untuk memperdalam Sabda Bahagia dengan melihat hubungan antara Yesus dan hukum Taurat. Kepada orang-orang yang datang kepadaNya, Ia berkata: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya”. Sesungguhnya Yesus adalah Penggenap atau Penyempurna semua hukum dan Kitab para nabi. Yesus menggenapi semua hukum, Ia membawa hukum Taurat dan Kitab Para nabi kepada suatu kesempurnaan total. Misalnya tentang hari Sabat, Yesus memang memperhatikan hari Sabat tetapi Ia dengan tegas mengatakan: Hari Sabat dibuat untuk manusia dan bukan manusia untuk hari sabath. Ia mengetahui Hukum Taurat maka Ia mengajarkannya secara baru dalam bentuk hukum kasih: Mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap kekuatan dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Santo Paulus mengajarkan bahwa kasih merupakan pemenuhan dari hukum (Rom 13:10). Tuhan Yesus mengakui keabsahan hukum Taurat dan Kitab para nabi dan Ia mengajarkannya dengan hidupNya yang nyata dan sabdaNya supaya hukum itu dapat dihayati secara sempurna oleh manusia.
Mengapa Yesus mengatakan bahwa diriNya menggenapi hukum Taurat dan bukan menolaknya? Karena hukum Taurat itu mengandung kehendak Allah yang harus dilakukan oleh Yesus sendiri yakni menyelamatkan umat manusia. Itu sebabnya Ia mengatakan “bukan untuk meniadakan tetapi menggenapinya”. Ia menggenapi kehendak Allah dengan mengurbankan diriNya, mengasihi sampai tuntas! Bagaimana dampaknya bagi para pengikut Kristus? Kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus juga diajak untuk melihat nilai rohani hukum Taurat dan Kitab para nabi. Nilai rohaninya terletak pada kehendak Tuhan di dalamnya. Itu sebabnya tidak ada seorang pun yang diperbolehkan mengurangi atau menghilangkan kehendak Allah yang menyelamatkan di dalam hukum Taurat. Justru tugas seorang Kristiani adalah melakukan dan mengajarkannya di dalam hidupnya sesuai dengan Hukum baru yang diajarkan Kristus sendiri.
Yesus juga secara tidak langsung mengajar kita bahwa Kitab perjanjian Lama adalah bagian yang integral dari Pewahyuan Ilahi. Allah sendiri mewahyukan diriNya melalui para nabi. Pada zaman dahulu umat Israel selalu berkumpul bersama di Sinagoga untuk mendengar Sabda Tuhan dan melakukannya di dalam hidup mereka. Kita juga dipanggil untuk mendengar Sabda dan melakukannya hari demi hari.
Sabda Tuhan hari ini memiliki makna yang sangat mendalam bagi kita. Mari kita menghayati hukum yang sudah ditafsirkan secara baru oleh Tuhan Yesus yakni hukum kasih dengan mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama kita. Pertanyaan-pertanyaan penuntun bagi kita semua adalah: Apakah kita mampu mengasihi? Apakah kita mampu melakukan kehendak Allah? Kita semua punya panggilan untuk melakukan kehendak Allah!
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk bertumbuh sebagai anak-anakMu yang memiliki kemampuan untuk mengasihi.
Rm John Laba, SDB