Pria Katolik Hari #1 – Jangan Takut

Play

Penginjil Yohanes mengisahkan bahwa pada suatu malam para murid Yesus menyeberang danau Galilea. Pada saat itu angin di danau terasa kencang sehingga menimbulkan danau itu bergelora. Tentu saja para murid saat itu ketakutan. Mengapa merasa takut? Karena saat itu hari mulai gelap, angin kencang dan air danau bergelora. Bagi mereka di danau pasti ada kekuatan gaib, ada setan dan tentu situasi ini menakutkan. Lebih lagi pada saat itu Yesus tidak ada bersama mereka. Semakin mereka menjauh dari daratan, semakin mereka juga merasa takut. Pada saat yang tepat, datanglah Yesus untuk bersatu dengan mereka. Yesus meneguhkan mereka dengan berkata: “Aku ini, Jangan takut!” Nilai tambah dari kehadiran Yesus adalah, air laut menjadi tenang dan seketika itu juga mereka sampai ke tepi pantai yang mereka tujui.

Kisah ini menarik perhatian kita. Para pria pilihan Yesus yang berjumlah 12 orang, mayoritas di antara mereka adalah orang-orang Galilea, para nelayan yang sudah mengetahui keadaan danau Galilea. Mereka pasti tahu kapan ada angin sakal dan  kapan tidak terjadi. Kapan saat yang tepat untuk menyeberang danau dan kapan tidak boileh menyeberang apalagi malam hari. Kapan saat yang tepat untuk menangkap ikan dan kapan tidak perlu ke danau karena akan sia-sia saja. Tetapi sangat mengherankan karena para pria yang barusan mengikuti Yesus ini tetap berani menyeberang danau sendirian tanpa Yesus. Padahal kalau bersama Yesus mereka pasti merasa nyaman, tak ada ketakutan apa pun.

Para murid Yesus yang tidak lain adalah para pria pilihan Tuhan ini adalah gambaran para pria katolik saat ini.  Banyak di antara para pria katolik yang masuk dalam dunia kerja. Danau Galilea adalah tempat untuk mencari lauk pauk, dalam hal ini tempat bekerja. Dan di tempat dimana kita bekerja selalau saja ada saat malam gulita, ada angin kencang, danau bergelora. Semua ini adalah tanda-tanda nyata kehidupan saat ini. Malam gelap gulita di tempat kerja bisa saja menjadi saat orang jatuh dalam dosa karena pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian. Angin kencang bisa menjadi situasi nyata di tempat kerja di mana banyak persaingan yang tidak sehat yang dapat menyebabkan orang tersingkir atau tidak berkembang. Danau bergelora bisa menjadi tanda kehancuran tempat di mana kita bekerja karena semua komponen tidak bersama-sama menyatu. Tidak ada hubungan kerja dan garis komando yang jelas sehingga setiap orang berbuat semaunya dia. Mengapa terjadi demikian? Orang tidak bersatu dengan Tuhan. Karena orang terlalu percaya diri dan merasa dapat menyelesaikan semua masalah dengan kekuatannya sendiri!

Ketakutan tetaplah hantu bagi manusia. Beato Yohanes Paulus II, ketika dipilih menjadi Paus, dalam pidatonya ia mengatakan “Non abbiate Paura!” Kalian, jangan takut! Seruan yang selalu diucapkan beliau ketika berjumpa dengan kaum muda di seluruh dunia. Sekarang pikirkanlah segala bentuk ketakutan yang pernah anda rasakan sebagai seorang pria katolik? Sekurang-kurangnya ada tujuh ketakutan yang selalu dialami kita semua: Takut miskin, takut dikritik, takut sakit, takut tak dicintai, takut kehilangan kebebasan, takut tua dan takut mati. Tujuh jenis ketakutan yang kelihatan manusiawi tetapi membuat orang merasa tak berdaya di hadapan ketujuh bentuk ketakutan ini. Banyak pria katolik yang belum merdeka karena masih takut.

Bagaimana mengatasi ketakutan? Ketakutan itu menandakan bahwa di dalam diri seseorang masih ada kekosongan yang diisi oleh hal yang bukan ilahi. Bisa juga karena kekuatan gaib atau kuasa jahat ada di dalam diri orang tersebut. Namun kalau sekiranya di dalam diri orang tersebut tidak ada lagi kekosongan maka ia tidak akan  ada rasa takut. Ketakutan itu ada karena masing-masing pribadi mau berjuang sendiri tanpa mengandalkan Tuhan. Seandainya setiap orang mengandalkan kehadiran Tuhan pasti tidak ada ketakutan dan mereka akan sampai ke tujuan dengan tepat.  Ingatlah seruan Yesus ini: “Aku ini, Jangan takut!” Kalau begitu mengapa anda masih merasa takut?

Tuhan memberkatimu hari ini saudara-saudaraku!

PJSDB